Dalam pernyataannya, Khofifah menegaskan bahwa ia tidak akan terlalu menanggapi aksi tersebut.
"Saya terus bekerja, saya fokus bekerja saja," ujarnya di Surabaya, Rabu (27/8/2025).
Kelompok Rakyat Jawa Timur Menggugat telah menjadwalkan aksi demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Sejak 21 Agustus 2025, mereka telah mendirikan tenda di Taman Apsari dan menghimpun donasi untuk logistik aksi tersebut.
Terdapat tiga poin tuntutan yang diajukan kelompok ini, yaitu penghapusan tunggakan pajak kendaraan bermotor roda dua dan roda empat, pengusutan dugaan korupsi triliunan rupiah di Pemprov Jatim, serta penghapusan segala bentuk pungutan liar (pungli) di sekolah SMA/SMK negeri di Jawa Timur.
Di sisi lain, elemen pendukung Gubernur Khofifah mulai bersuara untuk menyampaikan pembelaan.
Kelompok-kelompok tersebut meliputi Sakera, Promeg Jawa Timur, Pemuda NTT di Jawa Timur, Probos Nusantara Jawa Timur, Asosiasi UMKM Bersatu, hingga komunitas ojek online (ojol).
Rochmad, salah satu koordinator komunitas ojol di Surabaya, menegaskan bahwa pengemudi ojol lebih memilih bekerja keras dan mencari rezeki halal ketimbang terlibat dalam agenda politik yang sarat kepentingan.
"Kami sudah kenyang lihat demo yang ujung-ujungnya hanya jadi panggung segelintir orang. Yang jelas-jelas bermanfaat itu ya bekerja," ucapnya.
Dia juga menilai tuntutan dalam aksi tersebut tidak realistis.
"Tuntutan seperti penurunan pajak itu tidak masuk akal. Itu kewenangan negara, bukan bisa seenaknya diturunkan hanya karena desakan massa," terangnya.
Sementara itu, Mat Mochtar, seorang tokoh masyarakat dari Surabaya Utara, meminta warga mendukung pemerintah tanpa mengganggu stabilitas dan keamanan.
"Jika ada dugaan pelanggaran hukum, laporkan di jalur yang tersedia, jangan membuat kegaduhan," ujarnya.
Ia juga berjanji akan mengerahkan massa yang lebih banyak untuk menggelar aksi mendukung Gubernur Khofifah di Gedung Grahadi.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/27/174429478/sikapi-rencana-aksi-3-september-2025-khofifah-saya-fokus-kerja