Hal ini disebabkan ambulance boat milik pemerintah setempat tidak dapat digunakan karena kehabisan anggaran bahan bakar.
Kepala Puskesmas Mandangin, drg Rina Dewiyanti, menjelaskan bahwa anggaran bahan bakar untuk ambulance boat telah habis akibat efisiensi.
“Kemarin di Dinkes ada tapi sudah habis kena efisiensi anggaran,” ujarnya pada Jumat (4/7/2025).
Ia mengungkapkan bahwa anggaran tersebut biasanya cukup untuk setahun, namun karena adanya efisiensi, anggaran terpotong dan habis sejak bulan April.
“Biasanya setahun masih ada namun sekarang sudah habis sejak April lalu,” imbuhnya.
Dalam situasi ini, operasional ambulance boat diserahkan kepada puskesmas, dan anggaran akan diambil dari sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) Pemerintah Kabupaten Sampang.
“Nanti akan diambilkan dari Silpa, namun masih menunggu perubahan anggaran keuangan (PAK),” ujarnya.
Namun, hingga saat ini, proses PAK masih belum rampung. Akibatnya, ambulance boat tidak dapat digunakan oleh pasien karena belum mendapatkan anggaran bahan bakar.
“Saat ini proses PAK masih belum selesai, Pemkab juga masih menunggu,” tuturnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang, dr Dwi Herlinda Lusi Harini, menyatakan bahwa pihaknya akan segera memanggil pihak puskesmas untuk mengklarifikasi situasi ini.
“Habis jumatan akan kami panggil pihak puskesmas, nanti kami update hasilnya bagaimana,” pungkasnya.
Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan pasien diinfus menaiki perahu tradisional menjadi viral di media sosial.
Diduga, pasien tersebut menyewa perahu untuk pergi ke rumah sakit di Kabupaten Sampang akibat ambulance boat milik pemerintah yang tidak dapat beroperasi.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/04/133222178/pasien-pulau-mandangin-terpaksa-sewa-perahu-untuk-berobat-akibat-ambulance