Salin Artikel

Sempat Diisukan Meletus, Begini Kondisi Terakhir Gunung Kelud

Bahkan fenomena itu sempat dianggap akibat letusan gunung berketinggian 1.731 meter di atas permukaan air laut itu. 

Lalu, bagaimana kondisi terkini Gunung Kelud?

Petugas Pengamat Pos Pantau Gunung Kelud Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan kondisi Gunung Kelud masih level 1 atau normal tanpa adanya perubahan level status.

“Kondisi aman. Kelud masih tetap status normal,” ujar Budi Prianto, Pengamat Kegunungapian PVMBG yang bertugas di Pos Pantau Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (30/5/2025).

Menurut dia, sejak meletus terakhir pada Februari 2014, kondisi Gunung Kelud terus berangsur membaik dan hingga kini menyandang status gunung aktif normal.

Gunung Kelud terletak di perbatasan tiga wilayah kabupaten, yakni Malang, Kediri, serta Blitar.

Hasil pantauan kegunungapian Gunung Kelud pada Jumat (30/5/2025), kata Budi Prianto, tampak seperti biasa, yakni visual air danau kawah terlihat jelas berwarna biru kehijauan.

Bualan air di tengah danau teramati samar-samar dan suhu air danau kawah telemetri 30 derajat Celsius.

Untuk kegempaan, terjadi gempa ringan tektonik jauh sebanyak empat kali dan kondisi tersebut masih kategori wajar.

Perihal hoaks di media sosial mengenai Gunung Kelud meletus, menurut Budi Prianto, sudah beberapa kali terdengar sebelum tahun ini. 

“Kalau tahun ini, baru kemarin itu terjadi,” ungkap Budi.

Pihaknya berharap, netizen mempercayakan informasi hanya dari sumber-sumber kompeten dan resmi untuk mendapatkan kabar yang valid.

Kepada kreator konten, pihaknya tidak bisa melarang adanya konten-konten yang memuat perihal Gunung Kelud.

Namun, ia meminta agar menghindari materi konten yang bersifat sensitif maupun yang belum terverifikasi.

“Jadi tolong dihindari konten yang abu-abu (belum jelas kebenarannya),” ujar Budi.

Sebelumnya diberitakan, beredar video gumpalan awan dan petir yang menyambar di atas Gunung Kelud.

Kondisi itu disebut sebagai gunung yang sedang meletus.

Padahal hingga kini, Gunung Kelud masih aman.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Dhoho Kediri, Jawa Timur, memberikan penjelasan perihal fenomena awan yang terjadi di langit sekitar Gunung Kelud tersebut.

Bahwa gumpalan awan menjulang tinggi yang tampak pada video yang beredar tersebut hanya pertumbuhan awan konvektif cumulonimbus yang menyebabkan adanya petir.

Lokasinya ada di wilayah Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, atau sisi utara Gunung Kelud.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/30/220009978/sempat-diisukan-meletus-begini-kondisi-terakhir-gunung-kelud

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com