Salin Artikel

Banjir di Trenggalek Kirim Lautan Sampah ke Pantai Tulungagung, Pokdarwis Harapkan Bantuan

Bukan hanya di Gemah, deretan pantai dari Pantai Midodaren, Bayem, dan Klatak juga dipenuhi berton-ton sampah.

Banjir di Trenggalek masuk ke Sungai Parit Raya yang bermuara di Bendungan Niyama, Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Tulungagung.

Saat debit air dari Trenggalek terus meningkat, Bendungan Niyama dibuka.

"Sebenarnya tanggal 15 itu sudah dibuka. Puncaknya saat terjadi banjir bandang di Trenggalek sekitar tanggal 19 Mei," ujar Ketua Pokdarwis Pantai Gemah, Imam Rojikin, Selasa (27/5/2025).

Akibatnya semua material yang masuk ke sungai terbuang ke laut, masuk ke Teluk Popoh.

Ombak lalu menyebarkan sampah-sampah dari sungai ini mendarat di sepanjang garis pantai.

Menurut Rojikin, panjang garis pantai di Kecamatan Besuki sekitar 2 kilometer.

"Semua terdampak karena kami dekat dengan pembuangan Bendungan Niyama," jelasnya.

Pokdarwis Pantai Gemah kesulitan membersihkan sampah karena volumenya terlalu besar.

Setidaknya dibutuhkan 2 alat berat, masing-masing 1 ekskavator dan 1 bulldozer untuk proses pembersihan.

Berkaca pada kejadian serupa di tahun 2024, dibutuhkan biaya sekitar Rp 50 juta.

Rojikin merinci, setiap alat berat biaya sewanya Rp 450.000 per jam, sehingga butuh Rp 900.000 per jam.

Satu hari alat berat bekerja selama 8 jam, sehingga butuh biaya Rp 7,2 juta per hari.

Sementara dibutuhkan sekurangnya 7 hari untuk membersihkan total.

"Tinggal dihitung saja, Rp 7,2 juta dikali 7 hari. Rp 50 juta lebih sedikit," ungkapnya.

Sementara saat ini Pokdarwis Pantai Gemah tengah membangun panggung kesenian di depan sekretariat.

Karena itu, Rojikin masih berharap bantuan para pihak terkait, terutama yang selama ini juga mendapat keuntungan dari Pantai Gemah.

Sebab jika situasi banjir sampah ini dibiarkan, maka tidak ada wisatawan yang mau datang.

"Wisatawan bablas ke Trenggalek, karena Pantai Gemah penuh sampah. Kita semua ikut rugi," tegasnya.

Banjir sampah ini selalu berulang, setiap kali musim cuaca ekstrem di Trenggalek dan Tulungagung.

Rojikin berharap ada solusi permanen untuk mengatasi banjir sampah ini.

Jika tidak ada, maka destinasi wisata pantai di Tulungagung akan kalah dengan Kabupaten Trenggalek.

"Harus diatasi, seperti pemasangan jaring di sungai untuk mencegah sampah masuk ke laut. Kalau dibiarkan terus seperti ini, kita tidak bisa bersaing," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Banjir Trenggalek Kirim Lautan Sampah ke Pantai Gemah Tulungagung, Pokdarwis Berharap Bantuan.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/28/121008378/banjir-di-trenggalek-kirim-lautan-sampah-ke-pantai-tulungagung-pokdarwis

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com