Salin Artikel

Detik-detik Penangkapan "Pablo Escobar" Probolinggo, Diintai 3 Bulan, Kasat Reskoba Loncat Pagar

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Perjalanan pengedar narkoba kelas kakap, Amir alias Kobar (38), berakhir saat ditangkap polisi.

Polisi menggerebek dan menangkap "Pablo Escobar" Probolinggo ini di rumahnya yang berada di tengah sawah, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Kasat Reskoba Polres Probolinggo Iptu Nurmansyah menceritakan, setelah dilantik sebagai Kasat Reskoba pada Maret 2025 lalu, dirinya diperintah Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana untuk mengintai Amir.

"Mas tolong sampean pantau gembong narkoba besar ini (Amir), kata Pak Kapolres. Saya jawab siap, laksanakan, waktu itu," kenang Nurmansyah kepada Kompas.com, Sabtu (26/4/2025).

Setelah melakukan pengintaian, Nurmansyah pun dengan penuh keyakinan menyusun rencana penangkapan.

"Pada Rabu (23/4/2025), saya shalat dzuhur. Setelah itu, saya mengajak Kepala Seksi Pengawasan Zaenal untuk ikut dalam penggerebekan karena waktu itu shalat bareng saya," kata Nurmansyah.

Nurmansyah bersama tim berjumlah delapan orang kemudian bergerak ke rumah si Kobar.

Rumah Kobar berada di perumahan kecil di tengah sawah. Kira-kira ada delapan rumah di perumahan kecil tersebut.

Saat penggerebekan, tidak ada masyarakat sekitar yang keluar rumah.

Tim Resmob kemudian disebar ke berbagai titik agar Kobar tidak kabur. Sebab, di rumah Kobar selalu ramai transaksi narkoba.

Nurmansyah dan dua anggota masuk ke halaman rumah. Nurmansyah lalu meloncat pagar untuk masuk dan menerobos.

"Saya loncat pagar dan berteriak saya polisi. Jangan bergerak. Mereka langsung tiarap dan tidak melakukan perlawanan," cerita Nurmansyah.

Petugas kemudian membekuk Kobar dan tiga rekannya.

Sebanyak 10 motor tersebut kemudian diangkut ke truk Sabhara Polres Probolinggo, berikut Kobar dan tiga rekannya.

Satu unit mobil juga tak luput diangkut polisi. Belakangan diketahui motor-motor dan mobil itu merupakan jaminan jual beli sabu.

Selain itu, Nurmansyah menemukan buku harian berisi catatan transaksi saat penangkapan.

Tertulis pada tanggal 18 April 2025 telah terjual 2 ons sabu dalam sehari.

"Kami bersyukur bisa menangkap Kobar. Satu bulan dia bisa menjual 2 kilogram sabu. Ini ngeri. Artinya ada 12.000 orang dicekoki sabu, baik orang sama maupun berbeda. Kapan mau maju generasi kita? Masih ada beberapa bandar lagi yang sedang kita profiling. Mohon doanya," kata Nurmansyah.

Kobar dalam mengulak sabu menggunakan sistem ranjau alias jaringan terputus.

Dia tidak langsung berhubungan dengan bandar besar yang disebut berasal dari jaringan Pulau Madura.

Menurut Nurmansyah, keberhasilan penangkapan ini berkat Kapolres.

"Beliau dapat laporan dari masyarakat. Tokoh-tokoh pasti ngomong ke beliau. Pak Kapolres teladan yang baik. Penangkapan ini sekali lagi lantaran diperintah Kapolres sejak beberapa bulan lalu," pungkas Nurmansyah.

Dihubungi terpisah, Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana menegaskan bahwa Amir sudah diintai sejak tiga bulan lalu.

Dirinya memberikan tantangan kepada Nurmansyah dengan memerintahkan agar menangkap si Amir, gembong narkoba kelas kakap di Kabupaten Probolinggo.

Dan perintah itu berhasil dilaksanakan.

Wisnu mengakui tidak melibatkan banyak personel agar tidak terjadi kebocoran informasi dan bobol.

"Kita enggak mau sampai kebobolan. Kita tambah personel untuk membantu penangkapan, dan mencegah kebocoran informasi dengan membatasi personel. Semakin sedikit yang mengetahui, semakin bagus dalam pengungkapan kasus narkoba," pungkas Wisnu.

Diberitakan sebelumnya, Kabupaten Probolinggo menjadi wilayah peredaran dan jaringan narkoba besar di Jawa Timur.

Itu terbukti saat kepolisian menangkap Amir (38), pengedar sabu kelas kakap yang beroperasi di Kabupaten Probolinggo.

"Kabupaten Probolinggo ternyata menjadi wilayah dengan kasus peredaran dan jaringan narkoba cukup besar di Jawa Timur," kata Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana dalam konferensi pers di Mapolres Probolinggo, Jumat (25/4/2025).

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/26/163046578/detik-detik-penangkapan-pablo-escobar-probolinggo-diintai-3-bulan-kasat

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com