Salin Artikel

Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Warga Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ini menduga sang istri, Nira Pranita Asih (31) menjadi korban malpraktik.

“Tetap saya akan mencarikan keadilan untuk  istri saya. Dia harus merasakan bagaimana pedihnya saya kehilangan istri saya. Saya akan maju ke ranah hukum sendiri,” ujar Davin yang ditemui di rumahnya, Rabu (8/5/2024) lalu.

Davin mengaku sempat meminta penjelasan dokter gigi yang praktek di Kecamatan Widodaren terkait nasib istrinya ini. 

Namun, dokter tersebut hanya menyatakan dia telah bekerja sesuai SOP dan tidak bertanggung jawab dengan kematian tersebut. 

Berawal sakit kepala

Davin mengaku pada awalnya, Nira Pranita Asih sering mengalami sakit kepala. Pada tanggal 20 Desember 2023 dia bersama sang istri lalu melakukan konsultasi gigi yang diduga menjadi penyebab sakit kepala.

Hasil rontgen yang dilakukan di RS Sarila Husada Sragen mendorong dokter gigi untuk menyarankan pencabutan,

“ Awalnya konsultasi apakah gigi bungsu ini normal atau tidak, setelah melihat hasil rontgen, dokter tersebut ngomong gigi tersebut harus dicabut, karena  yang menimbulkan sakit kepala gigi bungsu tersebut,” kata dia.

Davin mengaku gigi geraham yang berada di bagian bawah kiri akhirnya dicabut di klinik tersebut.

Pasca dicabut Davin, istrinya mengalami pembengkakan pada bagian gigi geraham yang dicabut.  Dokter gigi menyarankan untuk tetap minum obat yang diberikan.

“Salah satunya adalah amoxicillin. Setelah dua  hari bengkak semakin membesar,” kata Davin.

Rawat jalan

Davin kemudian memutuskan membawa istrinya berobat ke RS Panti Waluyo Solo pada Sabtu (30/12/2023).

Dari hasil pemeriksaan dokter, istrinya dinyatakan mengalami radang, dan pihak rumah sakit menyarankan untuk rawat jalan.

Akibat sakit yang semakin memburuk, Davin kemudian memutuskan membawa istrinya ke RS JIH Solo pada Senin (1/1/2024).

“ Dari diagnosa dokter di RS JIH Solo radang sudah membengkak sampai di leher,” kata dia.

Pada hari itu pula, Davin memutuskan untuk mengajak sang istri pulang ke Ngawi untuk melakukan konsultasi dengan dr Nugroho.

Dari diagnosa dr Nugroho juga dinyatakan infeksi yang telah mnejalar di  bagian leher.

“Sempat diopname semalam ternyata infeksi telah menjalar ke bagian leher dan timbulkan sesak nafas. Kami disarankan untuk ke rumah sakit lebih besar akhirnya kami ke RS Oen Kandang Sapi Solo,” ucap dia.

Di RS Oen Solo istrinya ditangani  oleh dokter spesialis bedah mulut dan dokter bedah umum.

Dari hasil observasi, Nira harus ditangani dengan melakukan operasi pada bagian leher. Setelah operasi leher dilakukan, RS Oen Solo kembali menemukan adanya infeksi pada saluran pernafasan.

Untuk masalah ini, harus dilakukan operasi torakotomi. Operasi yang dilakukan pada Selasa (30/2/2024) berhasil dilakukan, namun pasien harus menjalani perawatan di ICU dengan menggunakan alat bantu pernafasan.

“Setelah alat bantu pernafasan dipasang, istri saya mengalami ketergantungan pada alat tersebut. Pihak rumah sakit kemudian menyarankan untuk membuat lubang penafasan di leher atau trakeostomi,” sebut Davin.

Pasca operasi trakeostomi kondisi Nira mengalami kemajuan, bahkan sempat melaksanakan lebaran berssma keluarga, meski dengan okndisi kesulitan bicara.

Untuk makan pun Nira harus melakuakn melalui selang. “Tidak bisa ngomong karena di leher terpasang selang pernafasan, makan juga lewat selang,” kata dia.

Kondisi Nira yang mulai membaik bertahan hingga pada Rabu (20/4/2024), saat dia mengalami penurunan kondisi dan kembali dirawat di RS dr Oen Solo.

Berat badan Nira juga terus menurun hingga tersisa 27 kilogram. “Pada tanggal 27 April, istri saya mengembuskan nafas terakhir di RS dr Oen Solo,” ucapnya.

Dinas Kesehatan Ngawi panggil dokter gigi yang tangani Nira

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan  Kabupaten Ngawi Yudhono mengaku telah memanggil dokter gigi yang menangani istri Davin.

Dia mengatakan, secara kronologis pihaknya  masih membutuhkan sejumlah informasi terkait pasien yang ditangani oleh dokter gigi  tersebut.

“Itu belum lengkap sehingga kami belum bisa menyampaikan secara detail. Memang beliau yang awal menangani, tapi untuk yang berikutnya kan ada beberapa dokter yang menangani juga."

"Dokter umum, termasuk dokter yang menangani di RS dr Oen. Di sana dirawat sekian lama itu nanti kita harus mendapatkan informasi yang lengkap,” kata Yudhono.

Yudhono menambahkan, pihaknya masih akan mengumpulkan informasi lebih lengkap terkait proses penanganan pasien cabut gigi istri Davin yang viral di media sosial ini.

Harapannya, kata dia, masyarakat akan mendapat informasi yang utuh.

“Harus lengkap, harus kami kumpulkan secara detail, supaya masyarakat tidak sepotong-sepotong menerima informasi,” ucapnya.

Secara administrasi tidak ada masalah dengan klinik dokter gigi yang cabut gigi pasien yang meninggal.

Secara administrasi, klinik praktek dokter gigi yang menangani Nira tidak bermasalah untuk tetap beroperasi.

Namun secara psikologis, kata Yudhono, kasus ini membuat dokter gigi yang bersangkutan terganggu, dan masih menunggu kelanjutan kasus tersebut.

“Beliau menunggu ya, sekalian mengumpulkan informasi yang dari dr Oen juga karena kasus ini kan tidak hanya diselesaikan di tempat prakteknya,” sebut dia lagi.

Viralnya pasien meninggal pasca cabut gigi bungsu di media sosial menurut Yudhono berpengaruh di masyarakat yang memiliki permasalahan dengan kesehatan gigi.

Menurut dia, berita viral pasien meninggal pasca cabut gigi harus diinformasikan secara proporsional agar tidak menimbulkan efek pemahaman yang keliru di masyarakat.

“Masalahnya masyarakat  yang mempunyai permasalahan gigi tidak berani ke dokter. Masalah kesehatan gigi jadi tidak terselesaikan,” kata Yodhono.

Lalu, Kasatreskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan, hingga Jumat (10/5/2024) memastikan, belum ada laporan terkait kasus tersebut.

“Yang bersangkutan belum melaporkan hal tersebut ke Polres,” ujar Joshua singkat.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/05/11/092640478/istri-meninggal-pasca-cabut-gigi-bungsu-suami-bertekad-cari-keadilan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com