Salin Artikel

Pakar Geologi Duga Dentuman Sumenep Dampak Penggerjaan Proyek

Pengerjaan proyek tersebut, kata dia, tak jarang menghasilkan suara seperti dentuman. 

“Bisa jadi, ada penambangan, ada penggalian sumur atau pendalaman sumur, atau ada pendalaman sumur dengan bor jojoh,” kata Amien, ketika dihubungi melalui pesan, Minggu (13/8/2023).

Namun demikian, kata Amien, dugaan tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut di sekitar lokasi kejadian. 

Di sisi lain, Amien yakin itu bukan peristiwa alam. 

“Mungkin bukan peristiwa geologi,” jelasnya.

Menurut Amien, sejumlah peneliti ITS saat ini telah diberangkatkan ke Sumenep. Mereka bakal melakukan analisis serta mencari sumber dari dentuman misterius tersebut.

“Dulu pernah terjadi di Ponorogo sampai Trenggalek, tahun 2011, tapi lebih keras. (Kalau peristiwa itu) diduga pergeseran patahan,” ucapnya.

Kepala Sub-Bagian Hubungan Masyarakat Polres Sumenep AKP Widiarti mengatakan, pemilik rumah yang merasakan suara dentuman itu kini mengungsi ke tempat lain. Mereka khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

"Saat ini pemilik rumah mengungsi ketempat lain karena masih takut dan khawatir," kata Widiarti saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/8/2023).

Widiarti menjelaskan, suara dentuman misterius itu terjadi berulang kali sejak pukul 09.45 WIB hingga pukul 10.30 WIB. Warga sekitar seketika geger mendengar suara dentuman itu.

Sebanyak lima rumah warga merasakan dentuman itu dengan jelas. Lima rumah itu yakni rumah milik Jakfar, Jazuli, Badrun, Ramli dan Naim yang semuanya merupakan warga Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep.

"Saat ini suara dan ketukan dentuman sudah berhenti. Petugas juga sudah mengimbau kepada warga sekitar untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman," tuturnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/13/185953778/pakar-geologi-duga-dentuman-sumenep-dampak-penggerjaan-proyek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke