Salin Artikel

Tangis Histeris Keluarga Apris, Sopir Taksi Online yang Tewas di Tangan Penumpang: Mengapa Kamu Bunuh?

Keluarga korban tak sanggup menahan emosi saat melihat dua pelaku digelandang ke Mapolres Malang, Kamis (8/6/2023).

Nenek korban berteriak histeris sambil menangis tersedu-sedu.

"Kurang ajar, masa depan cucuku masih panjang, mengapa kamu bunuh?" kata dia di tengah kerumunan awak media dan polisi, Kamis.

Tulang punggung

Kakak ipar korban, Angga Putra berharap kedua pelaku yang telah membunuh adik iparnya dihukum berat.

"Kami dari pihak keluarga berharap pelaku dihukum seberat-beratnya," ungkap Angga

Apris adalah tulang punggung keluarga. Ia mempunyai dua anak yang masih berusia 5 tahun dan 1 tahun.

"Yang bekerja hanya Apris, istrinya hanya ibu rumah tangga," jelasnya.

Menurut Angga, istri korban hingga kini masih syok dan tidak percaya dengan kematian suaminya.

"Pada hari Jumat itu saya masih ketemu, saat ke rumah saya di Surabaya, menjemput ibunya. Tidak tahunya pada Sabtunya hilang itu," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang sopir taksi online Apris Fajar Santoso (29), warga Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang dikabarkan hilang sejak Sabtu (3/6/2023).

Ia tidak pulang ke rumah. Pihak keluarga pun tak bisa menghubungi nomor ponselnya.

Selanjutnya, keluarga melaporkan hilangnya Apris ke Polres Malang, Minggu (4/6/2023).

Pada Rabu (7/6/2023), korban ditemukan tewas di kawasan jurang Piket Nol, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Ia tewas dibunuh oleh dua orang penumpangnya, Eksa Candra Dwipa (29) Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang dan Akhwan Nuhroh (35), warga Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Wakapolres Malang, Kompol Wisnu S. Nugroho mengatakan, korban dibunuh di area sepi di kawasan Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Malang, Sabtu (3/6/2023) sekitar pukul 18.15 WIB.

"Akhwan berperan sebagai eksekutor yang menjerat. Kemudian, Eksa duduk di kabin depan, berjejer dengan korban. Berperan untuk menahan korban apabila melakukan perlawanan," ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (8/6/2023).

Keduanya membunuh korban karena ingin menguasai kendaraan korban. Para pelaku juga diketahui memiliki utang jutaan rupiah.

Usai membunuh korban, kedua pelaku menguasai mobil, menggantikan korban ke arah Balekambang, untuk menyelesaikan pesanan sesuai aplikasi.

"Mereka sebenarnya akan membuang jenazah korban di kawasan Balekambang, tapi tidak memungkinkan karena masih banyak orang. Sehingga mengubah rencana untuk pembuangan ke daerah Piket Nol, Kabupaten Lumajang," jelasnya.

Pelaku lantas menuju arah Lumajang untuk membuang mayat korban di jurang Piket Nol. Mereka juga menghapus semua akun taksi online, sekaligus akun-akun media sosial yang mereka miliki.

Setelah membuang korban, keduanya kembali ke arah Malang, pulang ke rumah Eksa di kawasan Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.

"Pelaku ini berhasil kami tangkap di rumah Eksa kawasan Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Rabu (7/6/2023) dini hari," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/08/175932778/tangis-histeris-keluarga-apris-sopir-taksi-online-yang-tewas-di-tangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke