Salin Artikel

Detik-detik Relawan Selamatkan Warga yang Terjebak Banjir Lahar Semeru

LUMAJANG, KOMPAS.com - Candra, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, bernasib mujur. Ia berhasil selamat setelah lebih dari dua jam terjebak di tengah terjangan banjir lahar Semeru.

Kejadian bermula saat Candra pulang dari makam neneknya di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, pada Kamis (8/12/2022) sekira pukul 21.00 WIB.

Diketahui, perjalanan dari Dusun Kajar Kuning menuju Desa Supiturang harus melintasi sungai aliran lahar Gunung Semeru.

Saat Candra hendak melintas, jalur itu tengah diterjang banjir lahar akibat hujan deras yang mengguyur lereng Semeru sejak pukul 19.00 WIB.

Imam, seorang relawan pertama kali melihat Candra turun dari Curah Kobokan menggunakan sepeda motor miliknya.

Beberapa kali Imam meneriaki Candra untuk berbalik arah karena sungai sedang diterjang banjir lahar membawa material berat.

Namun, saking derasnya aliran yang menerjang hingga menimbulkan suara gemuruh yang keras, suara Imam pun tidak bisa didengar oleh Candra.

Melihat Candra tetap melaju ke arah sungai, Imam sadar kalau suaranya tidak bisa terdengar karena kalah keras dengan suara gemuruh air.

Imam pun berinisiatif mengambil senter agar Candra berhenti. Beruntung, Candra menyadari tanda yang diberikan Imam dan berhenti tepat waktu.

Candra berhenti tepat di tengah-tengah antara Besuk Lanang dan Besuk Wedok. Saat itu, Besuk Lanang tidak diterjang banjir karena air mengarah ke Besuk Wedok dan memenuhi seluruh badan sungai.

"Kita lihat awalnya dia pakai sepeda motor, sebenarnya Besuk Lanang masih bisa dilewati tapi yang Besuk Wedok sudah tidak bisa," kata Imam, Jumat (9/12/2022).

Melihat Candra sudah berhenti, Imam dan puluhan relawan lainnya dengan bantuan senter mencoba mengarahkan Candra untuk berteduh di sebuah warung yang ada di tengah sungai Besuk Lanang dan Besuk Wedok, tempatnya berdiri.

Lebih dari dua jam, Candra terisolir dan tidak bisa ke mana-mana sampai banjir surut. Saat itu juga ada hujan abu yang turun.

Tapi, hujan abu itu dipastikan bukan berasal dari luncuran Awan Panas Guguran (APG). Melainkan, adanya letusan sekunder.

Untuk diketahui, letusan sekunder adalah endapan lava bekas erupsi yang berada di lereng gunung sepanjang besuk kobokan mengalami letusan. Biasanya, hal ini dipicu oleh adanya air yang mengenai endapan panas.

"Memang ada hujan abu, tapi itu bukan APG, itu letusan sekunder, supaya masyarakat tidak salah paham," tambahnya.

Pukul 00.00 WIB, banjir sudah mulai surut. Rekaman seismograf sudah menunjukkan getaran beramplitudo 15 mm. Saat itu, enam orang relawan memberanikan diri melintasi sungai dan mengevakuasi Candra.

Awalnya, Candra ingin dievakuasi bersama dengan motornya, namun karena kondisi tidak memungkinkan, maka hanya Candra yang dievakuasi.

Sedangkan motor miliknya ditinggalkan di tengah sungai dan baru bisa diambil pagi tadi.

"Awalnya enggak mau dia maunya sama motornya juga, setelah saya lihat ternyata orang sini langsung saya bilang sudah nanti pagi diambil yang penting kamu selamat," terang Imam.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/12/09/180138478/detik-detik-relawan-selamatkan-warga-yang-terjebak-banjir-lahar-semeru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke