Salin Artikel

Kasus Dea OnlyFans, Psikolog Jelaskan Bahaya Akses Pornografi

Dea ditangkap atas dugaan pornografi dengan modus mmeperjualbelikan foto-foto vulgar secara daring.

Setelah diperiksa, polisi kemudian menetapkan Dea OnlyFans sebagai tersangka dugaan kasus pornografi.

Perbuatan Dea melanggar hukum sesuai dengan Undang-Undang (UU) Pornografi.

Pihak kepolisian menjadikan konten-konten yang disebarkan Dea menjadi alat bukti dalam pemeriksaan.

Bahaya akses pornografi

Mengakses pornografi berlebihan tidak baik untuk kesehatan mental. Hal tersebut disampaikan Betty Kumala Febriawati, pengurus Forum Komunikasi Psikolog Rumah Sakit Se-Indonesia saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/3/2022).

Ia mengatakan orang yang menggunakan media sosial memiliki kemungkinan besar mengakses pornografi.

"Langsung atau tidak langsung pengguna pasti pernah klik link-link yang mengarah ke pornografi baik bentuk foto atau video," kata Betty.

Saat tak sengaja mengakes pornografi, ada dua perilaku yang akan dilakukan yakni menghentikan atau iseng melanjutkan

"Ada yang jijik namun ada juga yang penasaran hingga melakukan terus-menerus. Akibatnya ya kecanduan," ungkap dia.

Betty mengatakan saat menonton konten dewasa, otak akan merespon dengan mengeluarkan hormon dopamin.

Hormon ini akan membuat otak lebih tenang, Jika berlebihan hormon tersebut akan mendorong orang untuk terus mengakses konten pornografi.

"Jika hormon dopamin masuk ke pre frontal korteks atau otak depan maka akan mempengaruhi otaknya. Nah akibatnya otak depan akan perlahan mengecil. Padahal otak depan ini fungsinya untuk mengendalikan akal manusia," jelas Betty.

Menurutnya otak depan ini digunakan untuk memilih mana yang baik atau tidak, serta digunakan untuk berpikir kritis hingga mengatur emosi.

"Bisa dibayangkan kalau kondisi otak depan tidak maksimal. Ada banyal hal negatif yang muncul karena kondisi otaknya terganggu dan fungsinya menurun," jelas dia.

Orang yang kecanduan pornografi, menurut Betty akan sulit konsentrasi hingga kesulitan mengontrol emosi.

"Mereka juga sering menyendiri, di dalam kamar untuk mengakses pornografi. Satu lagi yakni mudah marah," kata psikolog RSUD Blambangan Banyuwangi tersebut.

Jika kecanduan dialami oleh orang yang berpasangan, Betty mengatakan akan berpengaruh dengan hubungan personal dengan suami dan istri.

"Contohnya suami sibuk mengakses pornografi hal ini membuat istrinya tidak percaya diri. Ini menganggu komunikasi dengan pasangan. Jadi mereka hanya menjadikan pasangannya sebagai obyek seksual saja," kata dia.

Tak hanya itu, Betty juga mengingatkan jika pornografi bisa memicu kekerasan seksual.

"Pornografi memicu hasrat seksual dan jika tak terkontrol, pelaku akan melampiaskanya dengan melanggar hak orang lain. Ini yang disebut pemerkosaan," kata dia.

Betty mengatakan kerusakan otak yang ditimbulkan oleh kecanduan pornografi dapat dipulihkan dengan terapi.

Namun harus tetap didukung oleh orang-orang terdekat salah satunya adalah orangtua.

"Silahkan konsultasi ke tenaga ahli, psikolog atau psikiater," kata dia.

Betty juga menjelaskan kecanduan pornografi bisa dilakukan dengan memberikan pendidkan seks sesuai usia perkembangan serta memberikan perhatian, kasih sayang dan penghargaan kepada anak.

"Untuk kasus anak, jika tahu anaknya mengakses pornografi, orangtua harus mengajak anak untuk berdialog tentang dampak pornografi," kata dua.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/28/163600578/kasus-dea-onlyfans-psikolog-jelaskan-bahaya-akses-pornografi

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com