Salin Artikel

Perjuangan Aam, Pemuda Tanpa 2 Tangan yang Berhasil Lulus Sarjana, Sempat Ditolak Banyak Sekolah

Namun kini, pemuda kelahiran 4 Mei 1993 tersebut dapat tersenyum lega, setelah dirinya meraih gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).

Padahal Aam, sapaan akrab Muhammad Amanatullah, sempat ditolak oleh beberapa sekolah yang ada di Gresik, Jawa Timur, saat hendak menempuh Sekolah Dasar (SD).

Kondisi fisik membuat pihak sekolah tidak berani menerima Aam sebagai murid di sekolahnya, dan lebih menyarankan untuk menempuh Sekolah Luar Biasa (SLB).

Kondisi tersebut tidak membuat Aam menyerah hingga saat dewasa dirinya mendapatkan beasiswa pendidikan di UMG.

Aam beserta 681 mahasiswa lain, baik dari Diploma, Sarjana dan Pascasarjana, dinyatakan lulus dan diperkenankan mengikuti wisuda XL tahun akademik ganjil 2021-2022 UMG di Ballroom Aston Hotel Gresik, Kamis (24/3/2022).

Namun, Aam tidak bisa mengikuti wisuda yang sebenarnya cukup dinantikan oleh dirinya karena sakit.

Padahal, Aam sudah sempat mengikuti gelaran pra agenda tersebut, sehari sebelumnya bersama dengan mahasiswa lain yang juga bakal diwisuda.

"Sebelumnya saya mohon maaf, karena tidak bisa hadir dalam acara yang sangat spesial ini, karena kondisi yang tidak memungkinkan," ujar Aam, saat dihubungi awak media, Kamis.

Dalam agenda wisuda XL tahun akademik ganjil 2021-2022 UMG, para lulusan dilepas secara tatap muka.

Agenda ini merupakan kali pertama, setelah dua tahun sebelumnya hanya bisa dilaksanakan secara daring lantaran pandemi Covid-19.

"Perasaan saya selama kuliah hingga dinyatakan lulus di UMG sangat senang sekali, karena bapak dan ibu dosen selalu mendukung selama perkuliahan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu dosen yang telah sabar mengajari saya, untuk terus bisa maju dan mendukung saya hingga seperti sekarang ini," kata Aam.


Perjalanan Aam

Aam sempat mengatakan, dirinya memang sempat meniti ilmu di SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik.

Namun oleh guru yang ada di sekolah tersebut, Aam disarankan dan dibantu untuk melanjutkan pendidikan ke SD Negeri Kebomas, lantaran Aam dinilai hanya terbatas pada fisik saja.

Secara pemikiran, Aam dinilai seperti siswa-siswi pada umumnya.

Setelah lulus dari SD Negeri Kebomas, Aam lantas diterima masuk menjadi siswa di SMP Negeri 4 Gresik.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Semen Gresik dan mendapat beasiswa kuliah di UMG jurusan pendidikan guru SD.

Melukis dengan kaki

Aam sebenarnya mempunyai keinginan untuk menempuh kuliah jurusan kesenian, khususnya seni lukis.

Namun prodi tersebut masih belum tersedia di UMG, sehingga ia memutuskan untuk menempuh pendidikan guru SD.

Di sela waktu luang, anak bungsu pasangan Aliantoro dan Nasifah ini juga kerap menyempatkan diri membuat lukisan beraliran realis dengan menggunakan kakinya.

Aam telah menghasilkan beberapa karya yang beberapa di antaranya telah laku terjual.

Lukisan Aam bahkan sudah merambah luar negeri, seiring bergabungnya Aam bersama Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA) yang berpusat di Swiss.

Sebuah asosiasi bagi para penyandang disabilitas yang bisa melukis dengan menggunakan kaki dan mulut, yang memfasilitasi para anggotanya untuk mengirim karya lukisan dengan imbal balik berupa uang.


Tanggapan Rektor UMG

Sementara Rektor UMG Eko Budi Leksono mengatakan, cukup gembira karena kembali melaksanakan agenda wisuda XL tahun akademik ganjil 2021-2022 UMG secara tatap muka. 

"Saya yakin para wisudawan mampu mengembangkan ilmu yang telah didapat, mengembangkan dalam segala aspek. Sehingga para lulusan kita, akan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Eko.

Eko menjelaskan, dari total sebanyak 682 lulusan dalam agenda wisuda kali ini, juga terdapat mahasiswa asal Kamboja, serta mahasiswa penyandang disabilitas.

Di mana Aam yang tidak memiliki dua tangan, tercatat sebagai mahasiswa UMG angkatan tahun 2016 dan dinyatakan lulus dengan IPK 3,71.

"Dari Kamboja, saat S1 itu beasiswa kemudian melanjutkan S2 dengan biaya sendiri. Sementara yang mahasiswa difabel, informasinya semalam yang bersangkutan masih ikut gladi, namun hari ini berhalangan hadir karena kondisi badannya kurang fit," kata Eko.

Eko menambahkan, selain Aam yang dinyatakan lulus, pihaknya juga sempat melaksanakan wisuda beberapa penyandang disabilitas lain.

Ada pula penyandang disabilitas berjenis kelamin wanita yang menempuh pendidikan di UMG.

"Kami memang sudah bertekad, bagaimana menjadikan UMG sebagai universitas ramah bagi para penyandang disabilitas. Saat ini, ada juga mahasiswa disabilitas yang masih belum lulus di FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)," tutur Eko.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/24/180729678/perjuangan-aam-pemuda-tanpa-2-tangan-yang-berhasil-lulus-sarjana-sempat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke