Salin Artikel

Di Hadapan Menteri Risma, Istri Korban Banjir Bandang Malang: Kami Kehilangan Tulang Punggung

Di hadapan Risma, Siti Maryani, istri Saad, korban tewas dalam banjir bandang tersebut, mencurahkan isi hatinya.

"Kami kehilangan tulang punggung," kata Siti Maryani saat ditemui, Minggu (13/3/2022).

Ibu dari tiga orang  anak itu menyebutkan, mendiang suaminya adalah sosok pekerja keras yang tak kenal lelah. 

"Sebelum meninggal ia (Saad) bekerja sebagai tukang angkut kayu," ujar dia.

Usaha kuliner

Sepeninggal sang suami, kini Siti Mulyani harus berjuang menghidupi ketiga anak-anaknya seorang diri.

"Dalam keluarga kami di sini ada 4 orang, saya dan ketiga anak saya," ujarnya.

Maryani berencana menggunakan modal usaha pemberian Menteri Sosial untuk membangun usaha kuliner. Rencananya dia akan menjualnya dengan jasa transportasi daring.

"Mungkin usaha ini akan kami jalankan di rumah, dibantu oleh anak sulung saya. Sebab, saya sudah tua," jelas dia.

Maryani pun berterima kasih atas santunan yang diberikan Menteri Sosial tersebut. Sebab, berpulangnya Saad membuat keluarga kehilangan tumpuan mereka.


Beri solusi

Dalam kesempatan itu, Risma mengunjungi keluarga mendiang Saad (55), warga Dusun Sumberwuni, Desa Kalirejo, Kecamatan Lawang yang tewas akibat terhanyut banjir bandang yang terjadi di sungai kawasan setempat, Selasa (8/3/2022) lalu.

Risma memberikan santunan kepada mendiang keluarga, dengan harapan perekonomian keluarga tetap bertahan setelah ditinggal seseorang yang selama ini menjadi tulang punggung.

"Kami mencoba memberikan solusi dengan santunan ini, dengan bentuk modal usaha, agar ahli waris bisa tetap survive meskipun ditinggal kepala keluarganya," ungkapnya saat ditemui rumah duka, Minggu (13/3/2022).

Mantan Wali Kota Surabaya itu, menilai bantuan dalam bentuk modal usaha itu efektif untuk mempertahankan ekonomi keluarga tertimpa bencana semacam itu.

"Saya yakin mereka (keluarga) mampu menjalankan modal ini untuk usaha. Sebab, beberapa orang lain yang juga kami bantu, bahkan disabilitas pun bisa survive," ujarnya.

Risma mempersilakan ahli waris memgembangkan usaha dalam bentuk apapun dengan modal usaha itu. Hanya saja ia berharap usaha tersebut dijalankan secara serius.

"Apabila ditangani secara serius, saya yakin mereka bisa survive terus," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Saad tewas akibat terseret banjir bandang yang terjadi di sungai kawasan setempat Selasa (8/3/2022) lalu.

Kala itu ia tengah menonton banjir bandang itu di bantaran sungai bersama ketiga teman lainnya.

Berselang kemudian, tanah yang dipijak oleh keempat orang itu ambruk, hingga mengakibatkan mereka terperosok. Ketiga orang di antaranya berhasil menyelamatkan diri, sedangkan Saad terseret aliran banjir tersebut.

Saad sempat dilaporkan hilang, hingga kemudian berhasil ditemukan keesokan harinya, tersangkut pada batang pohon yang berada di tengah sungai.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/13/213734878/di-hadapan-menteri-risma-istri-korban-banjir-bandang-malang-kami-kehilangan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com