Salin Artikel

Warga Gelar Ruwat Jagad Mahameru di Gunung Semeru, Ini Tujuannya...

Suku Tengger diyakini sebagai penduduk asli lereng Semeru, bahkan jauh sebelum kerajaan-kerajaan di nusantara menunjukkan eksistensinya.

Sejumlah warga bersama ratusan pegiat budaya nusantara menggelar doa bersama bertajuk Ruwat Jagad Mahameru di Situs Selo Gending, Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Lumajang, Minggu (13/2/2022) pagi.

Lebih dari 60 komunitas budaya di Jawa Timur hadir. Para peserta acara itu mengenakan pakaian adat jawa sembari membawa sesajen, bunga, dan dupa sebagai bagian dari tradisi masyarakat semeru.

Rangkaian upacara adat tersebut dimulai dengan warga meletakkan sesajen dan bunga di pepunden. Lantunan doa yang dipimpin tokoh adat Suku Tengger pun dibacakan. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan membunyikan lonceng dan menyirami pepunden dengan air suci.

Tokoh adat Suku Tengger, Romo Dukun Gatot Harjo mengatakan, doa bersama dilakukan untuk membersihkan jagad mahameru agar dihindarkan dari segala macam bencana.

"Tujuannya ritual ruwat jagad mahameru ini kita ingin memulihkan kembali mahameru seperti sedia kala dan kejadian seperti kemarin (erupsi) tidak terulang lagi," jelas Gatot usai upacara adat di Situs Selo Gending, Kecamatan Senduro, Minggu.

Masyarakat semeru memang masih sangat menjaga dan melestarikan budaya yang ditinggalkan para leluhur. Di antaranya tradisi taro, unang-unang, dan bersih desa. Tradisi tersebut dilaksanakan setiap tahun dan 5 tahun sekali.

Gatot juga menekankan, upacara adat yang digelar pada Minggu Kliwon itu tak berkaitan dengan insiden penendangan sesajen yang dilakukan seorang pria di Desa Supiturang

Menurutnya, upacara adat ini memang rutin dilakukan oleh warga adat tengger khususnya di Semeru.

"Kita tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Adat itu memang sudah kita lakukan setiap hari," tegas Gatot.

Sementara itu, koordinator acara adat, Mansur Hidayat menambahkan, upacara adat seperti itu tak hanya dilaksanakan di Lumajang.

Upacara adat dengan 1.000 sesajen ini pernah dilakukan di Malang, Mojokerto, dan Semarang.

"Kegiatan semacam ini akan diteruskan sampai budaya nusantara terus lestari," jelasnya.

Mansur dan paguyuban pegiat budaya lainnya juga berkomitmen untuk terus mengawal kasus intoleransi yang terjadi di Lumajang.

"Kami akan terus kawal kasus itu (penendangan sesajen) hingga tuntas. Kami percayakan semua proses hukum kepada polisi, kejaksaan, dan pengadilan," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/14/085354678/warga-gelar-ruwat-jagad-mahameru-di-gunung-semeru-ini-tujuannya

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com