Salin Artikel

Ibunda Nadeo: Tunjukkan ke Dunia, Timnas Indonesia Bisa Juara

Dia berharap, tim Garuda bisa tetap kompak sehingga bisa membawa pulang trofi juara.

Ninuk juga berdoa agar Nadeo bisa tampil maksimal menghadapi Thailand dalam dua laga final nanti.

"Tetap semangat, jaga kekompakan tim. Tunjukkan ke dunia bahwa Timnas Indonesia bisa juara dan pulang membawa medali emas," pesan Ninuk ditemui di rumahnya di Desa Tawang, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (28/12/2021).

Selain itu, Ninuk mengingatkan putranya agar tidak pernah merasa sombong atas prestasinya.

"Jangan sombong, karena kesombongan itu bisa menjatuhkan diri sendiri," kata dia.

Ninuk menceritakan bahwa Nadeo sudah menyukai bola sejak masih berusia empat tahun.

"Saat itu, ya, paling bermain-main bola di rumah saja. Saya dan Daddy-nya yang bergantian jadi penjaga gawang," ujar Ninuk.

Bahkan karena kecintaannya dengan sepak bola, Nadeo memiliki kebiasaan unik, yaitu tidur dengan bola dan sarung tangan kiper.

"Bolanya itu dikeloni," ungkap istri dari Anton Satriya (52) ini.

Bagi waktu di SSB hingga mengaji

Ninuk pun mengarahkan putranya untuk mengikuti sekolah sepak bola (SSB) agar bakatnya berkembang.

Jarak tempat latihan yang cukup jauh pun harus ditempuh orangtua Nadeo yang selalu mengantar jemput.

Dengan keikutsertaan Nadeo di SSB, maka dia harus membagi waktu dengan kegiatan wajibnya.

"Jadi, ya, waktunya diatur untuk sekolah, les bola, dan mengaji," ujar Ninuk.

Di SSB Macan Putih, Nadeo menorehkan banyak prestasi, antara lain juara 2 Piala Toyota di Jawa Tengah dan juara Manchester United Premier Cup kualifikasi Jawa Timur.

Kemampuannya menjaga mistar gawang membuat banyak klub melirik.

Bahkan dia sudah memperkuat Timnas U-19 saat melawan Singapura beberapa tahun lalu.

Kemudian dia bergabung dengan Borneo FC dan kini menjadi penjaga gawang Bali United.

"Awalnya di Borneo FC hanya penjaga gawang cadangan, trus saya suruh sabar karena semua butuh proses. Akhirnya menjadi penjaga gawang inti itu," lanjut wanita yang membuka usaha salon kecantikan dan juga gerai minuman segar ini.

Rupanya, Ninuk menduga bakat Nadeo turun dari kakeknya yang juga seorang pemain bola.

"Kalau Daddy-nya sekadar hobi saja, bukan pemain bola," ujarnya.

Kakeknya adalah pemain dari klub Joko Tole yang cukup terkenal di liga tarkam.

"Kalau kakeknya masih ada, pasti dia akan bangga ada yang meneruskan profesinya," ujar Ninuk.

Hingga saat ini, Nadeo dinilai tidak mengalami perubahan sikap meskipun sudah menjadi pemain profesional.

"Kalau pulang, ya ada saja yang dikerjakan. Misalnya cabuti rumput yang banyak tumbuh di depan (rumah)," ujar Ninuk.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim | Editor : Pythag Kurniati)

https://surabaya.kompas.com/read/2021/12/29/132808578/ibunda-nadeo-tunjukkan-ke-dunia-timnas-indonesia-bisa-juara

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com