Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu UMKM Hindari Produk Kedaluwarsa, ITS Kembangkan Aplikasi Andal

Kompas.com, 2 Desember 2025, 21:09 WIB
Izzatun Najibah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengembangkan aplikasi Andal untuk membantu pengelolaan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Aplikasi yang bisa mengatur stok persediaan barang lebih efisien ini dikembangkan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) dari Departemen Sistem Informasi ITS Surabaya.

Ketua Tim Abmas Mahendrawathi menjelaskan, stok barang yang terbatas kerap menimbulkan permasalahan bagi UMKM terutama usaha toko kelontong.

Masalah yang kerap dihadapi pelaku UMKM, stok barang habis karena paling banyak peminat dan penumpukan barang tak laku berpotensi kedaluwarsa sehingga modal tertahan.

“Ini masalah klasik dalam teori manajemen rantai pasok,” kata Mahendrawathi, di Surabaya, Selasa (2/12/2025).

Baca juga: Pedagang Thrifting di Pasar Senen Kelimpungan, Stok Barang Menipis

Masalah lainnya, UMKM toko kelontong memiliki modal terbatas. Akibatnya, penumpukan barang karena pengelolaan tidak tepat membuat modal tidak berputar optimal.

“Dengan modal yang terbatas, pelaku UMKM seringkali bingung menentukan prioritas barang mana yang harus dibeli lebih dulu,” kata dia.

Dengan melihat kondisi tersebut, tim Abmas Sistem Informasi ITS Surabaya yang terdiri dari dosen dan mahasiswa mengembangkan aplikasi Andal. Metodenya, berupa klasifikasi ABC.

Barang akan dikelompokkan menjadi tiga kategori. Kategori A, barang yang memiliki prioritas tinggi seperti banyak peminat dan cepat habis. B barang bernilai menengah dan C bernilai rendah.

“Kita dapat membedakan oh ini barang kategorinya penting dan tidak boleh kehabisan,” ungkap dia.

Secara sistem, aplikasi Andal akan memberikan rekomendasi kapan barang harus distok kembali, agar UMKM tidak kehilangan atau kelebihan persediaan.

Baca juga: Dari Ragu Menjadi Laju, Pembayaran Digital Dongkrak Omzet UMKM Medan

Mahe bilang, kekurangan dalam pengembangan aplikasi ini adalah dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) yakni pelaku usaha yang diwajibkan untuk mencatat persediaan barang.

“Kami sadar pemilik warung sibuk jadi tidak harus setiap transaksi dimasukkan, bisa dirangkum dan dicatat sesekali saja di akhir hari,” ungkap dia.

Ia mengklaim, ITS Surabaya telah memperkenalkan aplikasi ini kepada para pelaku UMKM pada 6 November 2025 lalu.

Ke depannya, aplikasi Andal akan dikembangkan agar bisa diunduh di Playstore bernama SiStock.

“Sekarang pengembangan aplikasi tersebut sudah memasuki tahap uji coba oleh 14 pemilik UMKM supaya bisa memberikan masukan baik fitur maupun tampilan antarmuka,” ucap dia.

Inovasi ini diharapkan dapat membantu UMKM untuk meningkatkan efisiensi dan mencapai omzet lebih tinggi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Surabaya
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Surabaya
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
Surabaya
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Surabaya
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Surabaya
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau