LUMAJANG, KOMPAS.com - Masa tanggap darurat bencana erupsi Gunung Semeru, memasuki hari terakhir, Selasa (2/12/2025).
Namun, jumlah pengungsi di SMPN 2 Pronojiwo diketahui masih lebih dari 300 jiwa.
Sebagai informasi, masa tanggap darurat bencana Gunung Semeru sudah berlangsung selama 14 hari sejak 19 November 2025.
Adapun, pada 30 November 2025, jumlah pengungsi diketahui berjumlah 345 jiwa.
Namun, pada 1 Desember 2025, jumlahnya malah meningkat menjadi 361 jiwa.
Baca juga: Gunung Semeru 2 Kali Erupsi Senin Malam, Tampak Guguran Lava Berwarna Merah
Terbaru, pada 2 Desember 2025 pukul 10.05 WIB, jumlahnya masih 319 jiwa yang terbagi dalam 130 kepala keluarga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Isnugroho membenarkan jumlah pengungsi yang masih tinggi.
Menurutnya, setiap harinya, jumlah pengungsi terus mengalami naik turun pada angka sekitar 300 jiwa.
"Ya memang fluktuatif setiap hari," kata Isnugroho di Lumajang, Selasa (2/12/2025).
Baca juga: Pemkab Lumajang Pastikan Ratusan Warga Terdampak Erupsi Semeru Sudah Terima Hunian Sejak 2022
Isnugroho menyebut, banyak warga yang masih belum mau kembali ke rumahnya di hunian tetap Bumi Semeru Damai (BSD) Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
Alasanya beragam, mulai dari trauma akan aktivitas vulkanik Gunung Semeru hingga tidak memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Sebenarnya memang warga ini ada yang sudah punya rumah di BSD, tapi mereka tidak mau kembali kesana," jelasnya.
Baca juga: Bahaya Abu Vulkanik Gunung Semeru, Warga Diimbau Pakai Masker dan Kacamata
Jelang berakhirnya masa tanggap darurat bencana, kata Isnugroho, Pemkab Lumajang masih akan melakukan rapat untuk menentukan kebijakan terhadap para pengungsi dan posko pengungsian.
"Nanti masih mau dirapatkan, informasi berikutnya akan kita sampaikan nanti," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang