JOMBANG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Cholil Hasyim, nyaris menjadi korban penipuan dari seseorang yang mengaku sebagai Bupati Jombang.
“Mengakunya sebagai staf rumah dinas Bupati Jombang,” ungkap Cholil Hasyim, Sabtu (27/9/2025).
Peristiwa itu berawal pada Kamis (25/9/2025) sekitar pukul 11.41 WIB. Cholil mendapat notifikasi panggilan WhatsApp dari nomor yang mengatasnamakan Kantor Bupati Jombang.
Saat ditelepon balik, nomor itu tidak diangkat. Tak lama kemudian, nomor tersebut kembali menelepon dan memperkenalkan diri sebagai staf rumah dinas Bupati Jombang.
Cholil diminta standby selama setengah jam karena Bupati Jombang Warsubi disebut akan berbicara langsung. Sekitar satu jam kemudian, ia benar-benar mendapat telepon dari nomor lain dengan suara yang mirip Bupati Jombang.
“Dia mengatakan, Pak Bupati mau berbicara langsung dengan saya. Saya diminta stay karena akan segera ditelepon,” kata Cholil.
Menurutnya, gaya bicara penelepon sangat mirip dengan Warsubi. Dalam percakapan, penelepon menyinggung laporan kinerja dan rencana strategis Dewan Pendidikan, mirip dengan yang dibahas sehari sebelumnya saat audiensi di Pendopo Kabupaten Jombang.
Namun, kejanggalan muncul ketika penelepon mulai membicarakan program pengembangan ekonomi dan koperasi yang disebut mendapat dukungan pemerintah pusat. Ia lalu meminta Cholil menalangi biaya jasa seseorang dengan mentransfer Rp 35 juta ke rekening atas nama Reza Pahlevi.
“Bilangnya, kalau bukan saya siapa lagi bisa dimintai tolong. Saya diminta transfer Rp 35 juta ke rekening BCA atas nama Reza Pahlevi. Setelah ngasih nomor rekening, saya diminta langsung mentransfer,” ujar Cholil.
Baca juga: Nyaris Tertipu Rp 10 Juta, UMKM Aceh Dibidik Modus Buyer Inggris
Tak hanya itu, penelepon juga menjanjikan dukungan penuh terhadap Dewan Pendidikan. “Kalau anggaran Rp 200 juta kan Pak Cholil. Nanti setelah program dari pemerintah pusat turun, pasti saya penuhi kebutuhan Dewan Pendidikan. Nanti komunikasi langsung ke saya saja, jangan lewat yang lain,” kata Cholil menirukan penelepon.
Merasa permintaan tersebut tidak masuk akal, Cholil akhirnya memutus sambungan telepon. Ia menambahkan sudah memastikan bahwa tidak ada staf rumah dinas Bupati Jombang yang bernama seperti dalam percakapan, dan meyakini Warsubi tidak mungkin melakukan hal semacam itu.
“Karena sudah tidak masuk akal dan ada indikasi penipuan, langsung saya matikan (sambungan) teleponnya,” ujar Cholil.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang