BANGKALAN, KOMPAS.com - Kasus Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang terkontaminasi ulat dan basi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, diduga disebabkan kelalaian petugas di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Untuk mencegah terulangnya insiden serupa, pengawas dari Badan Gizi Nasional (BGN) diharapkan dapat turun langsung meninjau seluruh dapur yang beroperasi di Bangkalan.
Wakil Bupati Bangkalan, Moh Fauzan Jakfar, menyatakan bahwa pihaknya akan meminta Satuan Tugas (Satgas) MBG di Bangkalan untuk memaksimalkan fungsinya.
Ia juga menekankan pentingnya koordinasi antara Satgas MBG Bangkalan dan BGN terkait berbagai masalah yang muncul.
Baca juga: Wabup Bangkalan Tinjau Pembagian MBG ke Sekolah Setelah Ada Menu yang Basi dan Berulat
"Kami akan minta agar fungsi Satgas ini dimaksimalkan dan segera berkoordinasi dengan BGN," ujarnya pada Rabu (24/9/2025).
Fauzan menambahkan, Satgas MBG Bangkalan perlu segera berkoordinasi dan meminta BGN untuk turun langsung ke wilayah tersebut.
"Satgas kami minta segera koordinasi dengan BGN agar pengawas internal BGN bisa turun ke lapangan," ujarnya.
Menurutnya, peninjauan langsung oleh pengawas internal BGN sangat penting setelah ditemukannya makanan yang basi dan berulat.
Baca juga: Satgas MBG: Ahli Gizi SPPG di Bangkalan Masih Fresh Graduate dan Tak Pernah Ikut Pelatihan
Hal ini bertujuan memastikan keseriusan penerapan prosedur operasional standar (SOP) yang telah ditetapkan BGN di setiap SPPG.
"Apakah SOP yang sudah ditetapkan BGN ini sudah diterapkan oleh SPPG yang ada atau belum, karena setahu saya SOP-nya sangat ketat," imbuhnya.
Fauzan berharap kejadian makanan basi atau berulat tidak akan terulang di Bangkalan, terutama karena makanan tersebut dikonsumsi langsung oleh anak-anak sekolah.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang