MALANG, KOMPAS.com - Sirine tiba-tiba berbunyi keras di SMPN 3 Malang, Jawa Timur pada Rabu (17/9/2025) pagi.
Tanpa panik, ratusan murid langsung bersembunyi di bawah meja kelas masing-masing.
Ternyata, guncangan gempa sedang melanda sekolah mereka.
Sesaat setelah guncangan berhenti, para siswa sigap berhamburan keluar kelas menuju titik kumpul dengan membawa tas dan benda seadanya untuk melindungi kepala.
Baca juga: Gempa M 5,2 Guncang Mukomuko Minggu Malam, Terasa hingga Sumbar dan Jambi
Aksi tersebut bukanlah bencana sungguhan, melainkan puncak dari simulasi kesiapsiagaan menghadapi gempa yang digelar oleh Basarnas dan Kantor Search and Rescue (SAR) Surabaya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program percontohan Literasi SAR yang menyasar para pelajar di Jawa Timur.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan bahwa simulasi ini adalah praktik langsung dari program yang lebih besar untuk membangun budaya keselamatan sejak dini.
"Inti dari program Literasi SAR ini adalah membangun budaya keselamatan kepada anak-anak sekolah. Tujuannya agar 10 tahun ke depan, saat mereka memasuki dunia kerja, mindset untuk selalu mengedepankan keselamatan sudah terpatri kuat," kata Nanang.
Baca juga: Gedung DPRD NTB yang Hangus Dibakar Akan Direnovasi Jadi Bangunan Tahan Gempa
SMPN 3 Malang bersama SMAN 8 Malang terpilih menjadi pilot project untuk program ini di Jawa Timur.
Nantinya, program ini akan diperluas ke seluruh sekolah di provinsi tersebut melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan.
Menurut Nanang, program yang berlangsung selama tiga hari ini tidak hanya melatih siswa, tetapi juga para guru.
Para pendidik dibekali modul dan pelatihan untuk menjadi kader SAR di sekolah, sehingga mereka diharapkan mampu memandu siswa saat terjadi keadaan darurat.
"Kami membuat kader dari guru-guru. Mereka yang nanti akan memberikan pengetahuan Literasi SAR dari modul yang kami sampaikan. Pengetahuan ini akan masuk ke dalam muatan lokal atau kurikulum," tambahnya.
Baca juga: Gempa di Kota Malang Terasa Singkat tetapi Mengejutkan, Air Bak Mandi Bergoyang
Simulasi yang digelar merupakan uji coba dari rencana kontinjensi yang telah disusun bersama pihak sekolah.
Rencana tersebut berisi alur dan prosedur tindakan yang harus dilakukan oleh guru maupun siswa saat menghadapi berbagai kedaruratan, mulai dari gempa bumi, kebakaran, hingga kecelakaan lainnya.