KEDIRI, KOMPAS.com - Salah satu pihak yang turut terdampak kerusuhan besar yang terjadi di beberapa titik di Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (30/8/2025) malam, adalah petugas kebersihan.
Selama ini mereka sudah memikul tanggung jawab yang cukup besar, yakni menjaga kebersihan, keindahan, dan kecantikan wajah kota agar masyarakatnya nyaman.
Namun kini, upaya itu tercederai dengan banyaknya fasilitas taman yang rusak hingga sampah yang bertebaran.
Otomatis, beban kinerja juga bertambah.
Baca juga: Tuai Keprihatinan, Aksi Massa di Kediri yang Rusak Museum dan akibatkan Artefak Hilang
Pada akhir pekan yang seharusnya bisa dipakai untuk berkumpul bersama keluarga, mereka harus berjibaku untuk membersihkan sisa-sisa sampah bekas kerusuhan.
“Semua personel kita kerahkan membersihkan lokasi sejak dari tadi pagi,” ujar Aris, yang membawahi Bidang Umum Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan Kota Kediri, Minggu (31/8/2025).
Sejumlah titik itu di antaranya Jalan Brawijaya depan kantor Satlantas, depan Mapolresta Jl KDP Slamet dan sekitarnya, depan gedung DPRD Jalan Mayor Bismo, maupun titik-titik lainnya.
Aris mengaku tidak anti unjuk rasa penyampaian pendapat.
Namun, dia berharap itu dilakukan dengan cara yang tidak sampai merusak fasilitas umum.
Sebab, kerusakan yang timbul itu membuat beban tugas tambahan bagi kawan-kawannya di DLHKP.
Baca juga: Ketua PCNU Kota Kediri Imbau Tahan Diri, Jaga Persatuan dan Kondusivitas
Kondisi terkini, suasana Kota Kediri terpantau kondusif.
Beberapa gedung yang menjadi sasaran aksi sudah mulai dibersihkan, Minggu (31/8/2025) pagi.
Di Mapolresta Kediri, yang sebelumnya kondisinya cukup parah, kini sudah cukup bersih.
Bagian halaman tidak tampak lagi sampah. Hanya tersisa instalasi yang rusak.
Parkir bagian belakang yang semalam kondisinya banyak mobil patroli yang terbalik, kini sudah tidak tampak lagi keberadaannya.