LUMAJANG, KOMPAS.com - Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) Kabupaten Lumajang mengungkapkan bahwa pertunjukan sound horeg mengganggu kenyamanan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke daerah tersebut.
Ketua PHRI Kabupaten Lumajang, Eddy Wijaya, menyatakan bahwa keluhan dari turis asing terkait kebisingan yang ditimbulkan oleh sound horeg semakin meningkat.
"Dari sisi kenyamanan sepertinya banyak yang kurang setuju, apalagi untuk turis mancanegara," ungkap Eddy di Lumajang, Selasa (19/8/2025).
Ia menambahkan, jika keluhan ini terus berlanjut, ada kemungkinan wisatawan asing enggan kembali ke Lumajang, yang saat ini tengah berupaya keras meningkatkan sektor pariwisata.
Baca juga: Tips Aman Menonton Sound Horeg Menurut Spesialis THT
Eddy menekankan bahwa keberadaan sound horeg, yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, perlu diteliti lebih mendalam mengenai asal-usulnya.
Sebab, sound horeg bukan bagian dari kebudayaan Jawa, khususnya Jawa Timur.
Menurutnya, para wisatawan mancanegara yang datang ke Lumajang ingin menikmati keindahan budaya nusantara dan suasana yang damai.
Lebih lanjut, Eddy menjelaskan bahwa wisatawan asing cenderung lebih menyukai suasana yang tenang dan sunyi.
Ini membuat wisatawan mancanegara lebih memilih berkunjung ke desa-desa atau kawasan hutan.
Baca juga: Ditinggal Menonton Sound Horeg, Rumah di Lumajang Dibobol, Uang Rp 60 Juta Raib
Dengan kata lain, mereka lebih tertarik pada sesuatu yang alami dan mengandung nilai-nilai budaya asli.
Eddy juga menyoroti tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh sound horeg, yang dinilai melebihi batas kewajaran telinga manusia.
Alhasil, banyak dari orang tua, bayi, hingga orang sakit akan terganggu dengan kebisingan yang ditimbulkan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang