PASURUAN, KOMPAS.com - Fenomena embun upas mulai terlihat di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru saat musim kemarau.
Penurunan suhu udara tersebut terlihat ditandai adanya embun es atau "frost" yang menempel di rerumputan.
Fenomena tersebut diperkirakan berlangsung pada puncak musim kemarau di kawasan TNBTS.
"Embun upas terjadi karena udara dingin akibat angin monsun timur yang berembus dari benua Australia. Fenomena ini terjadi ketika suhu udara cukup dingin berkisar antara 5-9 derajat celsius," ujar Kepala Bidang (Kabid) di Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Septi Eka Wardhani, Rabu (23/07/2025).
Fenomena tersebut hanya dijumpai pada pagi hari atau sebelum matahari terbit dengan sempurna.
Baca juga: Fenomena Embun Upas Tingkatkan Jumlah Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo
Embun upas akan menghilang saat matahari mulai meninggi.
Tanda akan munculnya embun upas adalah cuaca pada sehari sebelumnya sangat panas terik dan pada malam harinya suhu di sekitar mendekati titik beku.
"Fenomena ini tidak hanya terjadi di Kawasan Gunung Bromo, namun juga di kawasan Ranupane dan Ranu Regulo," ujar dia.
Meski cuaca ekstrem dingin masih dalam tahap wajar dan aman untuk pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo, pengunjung juga harus membawa alat perlindungan diri terhadap suhu dingin.
Misalnya, menggunakan jaket dan sarung tangan serta penutup kepala yang menutup bagian telinga.
Baca juga: Embun Upas Menyerupai Hamparan Salju Muncul di Bromo, Memperindah Pemandangan
Selain itu, membawa makanan, minuman, atau obat-obatan bila diperlukan.
Sementara itu, Azam Sindi, salah satu pemandu wisata, menyebutkan bahwa pengunjung dapat menikmati atau melihat bubuk es yang terlihat di permukaan pasir atau di padang savana.
"Kemarin (22/07/2025) sangat terasa dingin dan ada embun upas di dedaunan rumput atau di lautan pasir. Di atas jam 07.00 WIB sudah mencair," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang