Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacu Jalur Mendunia, Contoh Diplomasi Budaya Modern

Kompas.com, 11 Juli 2025, 08:18 WIB
Azwa Safrina,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Tradisi Pacu Jalur dari Kuantan Singingi, Riau berhasil menarik perhatian publik internasional setelah berbagai konten perlombaan perahu tradisional itu viral di media sosial.

Menanggapi fenomena tersebut, Dosen Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Dr Suko Widodo menyatakan bahwa Pacu Jalur memiliki daya tarik yang kuat karena keunikan dan keasliannya.

“Pertama, Pacu Jalur itu otentik, memiliki keaslian dan originalitas yang kuat. Kedua, unik, karena tidak banyak tempat di dunia yang memiliki tradisi lomba perahu seperti ini,” ungkapnya.

Baca juga: Merasa Lagunya Meledak karena Pacu Jalur, Melly Mike Akan Tampil di Riau Tanpa Dibayar

Menurutnya, meski banyak sungai di dunia, Pacu Jalur memiliki nilai lebih karena tradisi tersebut menggabungkan interaksi alam dan manusia yang memberikan pengalaman baru bagi masyarakat global.

Suko menekankan pentingnya strategi komunikasi publik yang terkelola dengan baik untuk meningkatkan potensi diplomasi budaya Pacu Jalur di era digital.

“Promosi budaya seperti Pacu Jalur adalah diplomasi budaya modern. Namun, konten yang diunggah jangan liar. Perlu manajemen publikasi agar menampilkan aspek yang menarik bagi audiens global, seperti panjang jalur, keselamatan, dan kualitas air,” katanya. 

Ia juga menegaskan bahwa publikasi Pacu Jalur harus menampilkan kualitas konten yang berkualitas.

“Orang asing kurang tertarik dengan ritual yang mereka tidak pahami. Mereka lebih peduli pada pengalaman aman dan baru yang ditawarkan,” ujarnya. 

Selain itu, perlunya pesan dalam konten yang sesuai, media yang tepat, komunikasi publik yang efektif, komunikator yang kredibel, dan penyebaran pada audiens yang terukur untuk menciptakan komunikasi publik yang efektif.

Baca juga: Lagunya Dipakai Bocah Pacu Jalur, Penyanyi AS Melly Mike Terbang ke Riau Tanpa Bayaran

Suko menekankan pentingnya perhitungan matang dalam inovasi komunikasi tokoh publik.

“Intinya, perlu manajemen komunikasi agar tidak blunder. Komunikasi efektif harus memperhitungkan siapa yang mengatakan, pilihan pesan yang akurat, dan media yang pas,” ujarnya.

Menurutnya, inovasi komunikasi publik dapat menjadi langkah positif dalam promosi budaya.

Namun, jika tidak disertai manajemen komunikasi yang baik, strategi tersebut akan menimbulkan kekhawatiran atas citra publik tokoh itu sendiri.

Ia menilai, Pacu Jalur juga dapat dikembangkan menjadi paket wisata lengkap.

“Bisa ditambahkan event lain seperti camping ground yang standar dunia, atau aktivitas triathlon yang menggabungkan lari, renang, dan dayung. Tapi infrastrukturnya harus kuat,” paparnya.

Selain itu, kesiapan masyarakat menjadi tantangan penting.

Penataan pedagang, pelatihan hospitality, dan komunikasi yang baik diperlukan agar wisatawan merasa nyaman.

“Keunggulan kita itu pariwisata. Jika dikelola dengan sungguh-sungguh, Pacu Jalur bisa menjadi perhatian dunia dan menghasilkan devisa bagi negara,” kata dia. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau