BANGKALAN, KOMPAS.com - Bus Pahala Kencana dengan pelat nomor B 7424 TK yang terbakar di Jalan Raya Paterongan, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (1/5/2025) diduga mengangkut rokok ilegal.
Ratusan rokok ilegal ditemukan petugas dan warga saat melakukan pemadaman api.
Setelah api besar berhasil padam, petugas membuka bagasi bus untuk mengecek adanya api yang masih tersisa di bagasi.
Namun, saat bagasi dibuka, terdapat ratusan batang rokok yang sebagian sudah terbakar dan sebagian lain masih utuh, tetapi kemasan sudah rusak.
Baca juga: Bus Pahala Kencana Diduga Bawa Rokok Ilegal Terbakar, Terdengar Ledakan dari Mesin
Kasatlantas Polres Bangkalan, AKP Diyon Fitrianto membenarkan temuan itu.
Ia mengatakan, penanganan rokok-rokok itu telah ia limpahkan ke Satreskrim Polres Bangkalan.
"Iya, tadi ada rokok, sudah kami limpahkan ke reskrim," katanya.
Ratusan batang rokok yang ditemukan dari dalam bus dikeluarkan oleh petugas saat proses pemadaman api, Minggu (1/6/2025). Temuan itu juga dibenarkan oleh Komandan Pleton (Danton) Pemadam Kebakaran Bangkalan, Taufan Nasrullah.
Ia mengaku melihat langsung adanya rokok tersebut yang berasal dari dalam bagasi bus.
"Iya, ada rokok. Banyak jumlahnya mungkin ratusan, namun sudah rusak dan basah. Kalau untuk ilegal tidaknya, kami tidak tahu," katanya.
Baca juga: Bus Pahala Kencana Hangus Terbakar di Bangkalan, Diduga Bawa Rokok Ilegal
Sebelumnya, bus Pahala Kencana itu dikemudikan oleh Agus Salim (60), warga Kelurahan Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta, bersama dua kru, yakni Ummu asal Kabupaten Kudus dan kondektur bus, Laji (37) dari Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban.
Bus semula berangkat dari Kabupaten Sumenep dengan tujuan Jakarta.
Bus itu sempat berhenti di Kecamatan Blega untuk mengangkut tiga orang penumpang.
Namun, setibanya di Jalan Raya Paterongan, Kecamatan Galis, bus mengeluarkan asap dan terbakar.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Semua kru dan penumpang berhasil keluar sebelum api melalap badan bus.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang