BLITAR, KOMPAS.com - Sebanyak 18 warga Dusun Sembon, Desa Wonotirto, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, dibawa ke sejumlah fasilitas kesehatan karena mengalami pusing dan muntah-muntah sehari setelah mereka mengonsumsi hidangan pada kegiatan Yasinan di rumah seorang warga pada Kamis (8/5/2025).
Kepala Seksi Humas Polres Blitar Ipda Putut Siswahyudi mengatakan bahwa 7 dari 18 orang tersebut harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
"Gejalanya sama, pusing dan muntah-muntah. Total ada 18 orang yang mengalami itu, tapi hanya 7 yang harus rawat inap, sisanya rawat jalan," ujar Putut kepada awak media, Senin (12/5/2025) pagi.
"Informasi yang kami terima, dari 7 rawat inap sudah ada beberapa yang diperbolehkan pulang," katanya.
Baca juga: Korban Terus Bertambah, Keracunan MBG di Bogor Ditetapkan Jadi KLB
Putut menyampaikan bahwa 7 korban yang harus menjalani rawat inap terdiri dari dua orang dewasa dan 5 anak-anak usia 10 hingga 15 tahun.
Meski kegiatan rutin yasinan (pembacaan Surat Yasin dalam Kitab Suci Al Quran) sudah berlangsung pada Kamis petang pekan lalu, pihak kepolisian baru mendapatkan laporan kejadian pada Sabtu (10/5/2025).
"Dan kejadian pusing kepala dan muntah-muntah itu baru dialami para korban sehari keesokan harinya setelah Yasinan," ujarnya.
Dalam kegiatan di rumah warga bernama inisial SJ (63) itu, kata dia, warga yang hadir mendapatkan suguhan makanan dan minuman berupa pisang goreng, roti kemasan, bakso, dan teh buatan sendiri.
"Untuk hidangan bakso disediakan dari pedagang bakso keliling bernama ASM yang sengaja didatangkan ke rumah saudara SJ," katanya.
Baca juga: Siswa Diduga Keracunan MBG di Bogor Bertambah Jadi 214
Menurut Putut, berdasarkan pengumpulan data dan keterangan awal, pihak kepolisian menaruh kecurigaan pada hidangan bakso sebagai penyebab keracunan massal.
Putut mengatakan bahwa pihak kepolisian telah mengambil sejumlah barang bukti, antara lain, berupa bakso, kuah bakso, saus, kecap, dan sambal.
Selain itu, polisi mengambil sampel sisa muntahan dari sejumlah korban.
Barang bukti tersebut, ujarnya, kini tengah diuji di laboratorium milik Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. "Saat ini kasus tengah ditangani Satreskrim Polres Blitar," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang