SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkapkan pengalamannya saat menyaksikan kecelakaan di Surabaya.
Ia menilai respons petugas sangat cepat, hanya dalam waktu satu menit setelah kejadian, petugas sudah tiba di lokasi untuk mengevakuasi korban.
Pengalaman tersebut disampaikan Bima saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Surabaya, Kamis (8/5/2025).
"Tadi pagi saya lari sama Wali Kota Tasik, di awal Jalan Tunjungan, di belakang kami tiba-tiba terdengar suara keras," kata Bima.
Baca juga: Soal Pendidikan Barak Militer, Bima Arya: Mendidik Bukan Sekadar Melatih Disiplin...
Ia kemudian memutuskan untuk mendatangi sumber suara bersama rombongannya dengan niat memberikan pertolongan kepada korban kecelakaan.
"Ada Pol PP, enggak sampai satu menit sudah ada di situ, jadi kami lari, Pol PP juga lari. Boleh tepuk tangan dulu setelah ini ada yang lebih dahsyat lagi," ujarnya.
Bima dan petugas Satpol PP Surabaya kemudian mengevakuasi korban ke tepi jalan.
Namun, ia merasa kebingungan tentang cara membawa perempuan tersebut ke rumah sakit.
"Ini gimana (evakuasinya)? Ada ambulance lewat tapi sudah terlalu ngebut begitu. Si Pol PP tenang, siap kami telepon TGC, tim gerak cepat, 15 menit datang di situ TGC ini," ucapnya.
Ia juga membandingkan pengalamannya dengan proses penanganan korban di provinsi lain, menyatakan bahwa penanganan di Surabaya lebih cepat.
Baca juga: Alasan Lucky Hakim Disanksi Magang 3 Bulan, Bima Arya: Tak Tahu Aturan ke Luar Negeri
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Buyung Hidayat, menjelaskan bahwa peristiwa kecelakaan tersebut melibatkan seorang wanita berinisial M (61).
"Petugas tiba di lokasi, ada korban satu orang kondisinya sadar, dilanjutkan penanganan awal dan pengecekan oleh TGC pusat dan TRC BPBD," ujar Buyung.
"Setelah penanganan awal oleh TGC Pusat dan TRC BPBD Kota Surabaya, korban hanya mendapat penanganan di lokasi, urusan diselesaikan secara kekeluargaan," imbuhnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang