Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omyani Menangis, Bapaknya Mendadak Sesak Napas Satu Jam Sebelum Berangkat ke Asrama Haji

Kompas.com, 8 Mei 2025, 11:21 WIB
Nur Khalis,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Omyani tidak bisa menyembunyikan tangisnya setelah mengetahui bahwa bapaknya, Mardikan (67), mendadak sesak napas sekitar satu jam sebelum pemberangkatan calon jemaah haji asal Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Kamis (8/5/2025).

Dengan mata sembap, Omyani terduduk lemas di dekat mobil ambulans yang sedang memberikan bantuan oksigen kepada bapaknya yang sudah sepuh tersebut.

Di dalam ambulans, Mardikan tidur telentang dengan selang oksigen di hidungnya.

Selain itu, baju seragam berwarna ungu, slayer biru, dan tas paspor masih tetap dia kenakan.

Omyani terus mengabari keluarganya di rumah tentang kondisi terkini bapaknya melalui ponsel.

Baca juga: JCH Sumenep Meninggal Saat Akan Berangkat ke Asrama Haji, Istri Mengundurkan Diri

Sesekali, dia terlihat sesenggukan saat berbicara.

Sementara itu, Marhatim, anak pertama Mardikan, terlihat lebih tegar dari adiknya Omyani.

Marhatim berkali-kali mondar-mandir untuk berkoordinasi dengan ketua regu, ketua rombongan, dan tenaga medis dari Dinas Kesehatan.

"Dua hari lalu bapak kerokan, setelah itu mandi, mungkin karena itu," kata Marhatim kepada Kompas.com di GOR A Yani Sumenep, Kamis (8/5/2025).

Marhatim berusaha meyakinkan para pihak bahwa bapaknya dalam kondisi baik sebelum akan berangkat ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

"Meski sudah sepuh, bapak masih cukup aktif saat berada di rumah," ujar dia.

"Tadi kami tiba di lokasi pemberangkatan sekitar jam setengah 9. Tapi kan jadwal pemberangkatan masih pukul 12 malam. Menunggunya cukup lama," katanya. 

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep memutuskan untuk memberangkatkan calon haji yang mengalami sesak napas itu lebih awal dengan menggunakan ambulans.

"Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk menunggu pemberangkatan JCH (sesuai jadwal)," kata drg Elliya Fardasah, kepala Dinkes P2KB Sumenep.

"Nanti di sana (Surabaya) akan dilakukan penanganan lebih lanjut," ucapnya.

Baca juga: Berangkatkan 727 Jemaah Haji, Bupati Batang: Jaga Kesehatan

Elliya menyampaikan, hasil diagnosis memang menunjukkan bahwa Mardikan memiliki riwayat sesak napas dan masuk kategori sebagai salah satu calon jemaah haji dengan risiko tinggi (Risti).

"Kondisinya sesak, dari bawaan. Kan memang adac calon jemaah haji dengan risiko tinggi. Kami siapkan ambulans untuk mengawal itu," tutur Elliya.

Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep mencatat ada 300 calon jemaah haji dengan kategori risiko tinggi (Risti).

Data calon haji yang berisiko tinggi tersebut telah dipegang oleh masing-masing tenaga medis, baik yang mendampingi rombongan, termasuk di Asrama Haji Sukolilo Surabaya dan Tanah Suci Mekah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau