Salin Artikel

Omyani Menangis, Bapaknya Mendadak Sesak Napas Satu Jam Sebelum Berangkat ke Asrama Haji

Dengan mata sembap, Omyani terduduk lemas di dekat mobil ambulans yang sedang memberikan bantuan oksigen kepada bapaknya yang sudah sepuh tersebut.

Di dalam ambulans, Mardikan tidur telentang dengan selang oksigen di hidungnya.

Selain itu, baju seragam berwarna ungu, slayer biru, dan tas paspor masih tetap dia kenakan.

Omyani terus mengabari keluarganya di rumah tentang kondisi terkini bapaknya melalui ponsel.

Sesekali, dia terlihat sesenggukan saat berbicara.

Sementara itu, Marhatim, anak pertama Mardikan, terlihat lebih tegar dari adiknya Omyani.

Marhatim berkali-kali mondar-mandir untuk berkoordinasi dengan ketua regu, ketua rombongan, dan tenaga medis dari Dinas Kesehatan.

"Dua hari lalu bapak kerokan, setelah itu mandi, mungkin karena itu," kata Marhatim kepada Kompas.com di GOR A Yani Sumenep, Kamis (8/5/2025).

Marhatim berusaha meyakinkan para pihak bahwa bapaknya dalam kondisi baik sebelum akan berangkat ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

"Meski sudah sepuh, bapak masih cukup aktif saat berada di rumah," ujar dia.

"Tadi kami tiba di lokasi pemberangkatan sekitar jam setengah 9. Tapi kan jadwal pemberangkatan masih pukul 12 malam. Menunggunya cukup lama," katanya. 

"Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk menunggu pemberangkatan JCH (sesuai jadwal)," kata drg Elliya Fardasah, kepala Dinkes P2KB Sumenep.

"Nanti di sana (Surabaya) akan dilakukan penanganan lebih lanjut," ucapnya.

Elliya menyampaikan, hasil diagnosis memang menunjukkan bahwa Mardikan memiliki riwayat sesak napas dan masuk kategori sebagai salah satu calon jemaah haji dengan risiko tinggi (Risti).

"Kondisinya sesak, dari bawaan. Kan memang adac calon jemaah haji dengan risiko tinggi. Kami siapkan ambulans untuk mengawal itu," tutur Elliya.

Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep mencatat ada 300 calon jemaah haji dengan kategori risiko tinggi (Risti).

Data calon haji yang berisiko tinggi tersebut telah dipegang oleh masing-masing tenaga medis, baik yang mendampingi rombongan, termasuk di Asrama Haji Sukolilo Surabaya dan Tanah Suci Mekah.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/08/112108878/omyani-menangis-bapaknya-mendadak-sesak-napas-satu-jam-sebelum-berangkat-ke

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com