Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos Gus Ipul Wisuda Ratusan Emak Lulusan PKH di UB Malang

Kompas.com, 2 Mei 2025, 19:05 WIB
Nugraha Perdana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Ratusan ibu mengenakan toga meramaikan Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya (UB) Malang pada Jumat (2/5/2025).

Mereka diwisuda oleh Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul, sebagai lulusan Program Keluarga Harapan (PKH).

Sebanyak 500 wisudawan PKH berpartisipasi dalam acara tersebut.

Selain ibu-ibu, tampak juga beberapa bapak yang ikut serta.

Para wisudawan ini berasal dari berbagai profesi, seperti tukang bakso, tukang kayu, dan lainnya, dan berasal dari wilayah Jawa Timur, termasuk Malang, Pasuruan dan Blitar.

Baca juga: Pemkot Batu Bagikan Gerobak untuk Pedagang yang Lulus Program Keluarga Harapan

Salah satu wisudawan PKH asal Probolinggo, Juwarti (48), mengungkapkan bahwa selama mengikuti program PKH, ia telah membangun usaha sembako, elpiji, dan air mineral galon.

Juwarti mengaku rutin menerima pendampingan dari pendamping PKH terkait kewirausahaan.

"Membantu saya dalam usaha, sering didatangi ke rumah. Harapan saya ke depan usahanya semakin lancar, sudah satu tahun saya didampingi terus," kata Juwarti.

Gus Ipul menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memotivasi semangat hidup para lulusan PKH, yang mayoritas merupakan lulusan SD dan SMP, agar anak-anak mereka kelak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

"Kami berencana melaksanakan kegiatan serupa untuk para lulusan PKH di daerah lain, seperti di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan beberapa daerah lainnya," ungkap Gus Ipul.

Baca juga: Masih Marak Kemiskinan, DKI Jakarta Dinilai Perlu Buat Program Keluarga Harapan Lokal

Gus Ipul juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor UB yang telah memberikan kesempatan kepada para lulusan PKH untuk mengenakan toga dan mengenal dunia kampus.

"Terimakasih kepada Pak Rektor telah memberikan kesempatan kepada para lulusan PKH yang rata-rata mereka hanya lulusan SD dan SMP untuk masuk ke perguruan tinggi, mereka sangat senang sekali," kata Gus Ipul.

Lebih lanjut, Gus Ipul menekankan bahwa para lulusan PKH telah dinilai layak untuk tidak lagi tergolong dalam kategori miskin ekstrem.

"Kami ada datanya, mereka ini usahanya atau kerjanya apa, pendapatannya berapa. Mereka ini benar-benar layak untuk lulus dari PKH, sehingga tidak mudah untuk turun kelas," tuturnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan contoh bagi penerima bantuan sosial (bansos) lainnya agar tidak selalu bergantung pada pemerintah.

Gus Ipul menegaskan bahwa penerima program PKH seharusnya bersifat sementara sebagai stimulus untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Menko PMK Apresiasi Masyarakat yang Naik Kelas dari Program Keluarga Harapan

"Menjadi pertanyaan besar ada orang yang menerima bansos lebih dari 10 tahun, itu bagaimana, kecuali lansia dan disabilitas. Tapi kalau produktif dan fungsi sosialnya utuh, mestinya tidak setiap bulan atau rutin menerima bansos," tegasnya.

Kementerian Sosial (Kemensos) berencana mengevaluasi para penerima bansos dengan menguatkan program pemberdayaan masyarakat bersama kementerian lain, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi.

"Kami akan mengevaluasi penerima manfaat ini setiap 5 tahun. Harus naik kelas. Kalau dulu pemerintah lebih banyak memberikan sosial protection atau bansos, sekarang juga pemberdayaan sosial dikuatkan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau