MALANG, KOMPAS.com - Ratusan ibu mengenakan toga meramaikan Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya (UB) Malang pada Jumat (2/5/2025).
Mereka diwisuda oleh Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul, sebagai lulusan Program Keluarga Harapan (PKH).
Sebanyak 500 wisudawan PKH berpartisipasi dalam acara tersebut.
Selain ibu-ibu, tampak juga beberapa bapak yang ikut serta.
Para wisudawan ini berasal dari berbagai profesi, seperti tukang bakso, tukang kayu, dan lainnya, dan berasal dari wilayah Jawa Timur, termasuk Malang, Pasuruan dan Blitar.
Baca juga: Pemkot Batu Bagikan Gerobak untuk Pedagang yang Lulus Program Keluarga Harapan
Salah satu wisudawan PKH asal Probolinggo, Juwarti (48), mengungkapkan bahwa selama mengikuti program PKH, ia telah membangun usaha sembako, elpiji, dan air mineral galon.
Juwarti mengaku rutin menerima pendampingan dari pendamping PKH terkait kewirausahaan.
"Membantu saya dalam usaha, sering didatangi ke rumah. Harapan saya ke depan usahanya semakin lancar, sudah satu tahun saya didampingi terus," kata Juwarti.
Gus Ipul menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memotivasi semangat hidup para lulusan PKH, yang mayoritas merupakan lulusan SD dan SMP, agar anak-anak mereka kelak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Kami berencana melaksanakan kegiatan serupa untuk para lulusan PKH di daerah lain, seperti di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan beberapa daerah lainnya," ungkap Gus Ipul.
Baca juga: Masih Marak Kemiskinan, DKI Jakarta Dinilai Perlu Buat Program Keluarga Harapan Lokal
Gus Ipul juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor UB yang telah memberikan kesempatan kepada para lulusan PKH untuk mengenakan toga dan mengenal dunia kampus.
"Terimakasih kepada Pak Rektor telah memberikan kesempatan kepada para lulusan PKH yang rata-rata mereka hanya lulusan SD dan SMP untuk masuk ke perguruan tinggi, mereka sangat senang sekali," kata Gus Ipul.
Lebih lanjut, Gus Ipul menekankan bahwa para lulusan PKH telah dinilai layak untuk tidak lagi tergolong dalam kategori miskin ekstrem.
"Kami ada datanya, mereka ini usahanya atau kerjanya apa, pendapatannya berapa. Mereka ini benar-benar layak untuk lulus dari PKH, sehingga tidak mudah untuk turun kelas," tuturnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan contoh bagi penerima bantuan sosial (bansos) lainnya agar tidak selalu bergantung pada pemerintah.
Gus Ipul menegaskan bahwa penerima program PKH seharusnya bersifat sementara sebagai stimulus untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Menko PMK Apresiasi Masyarakat yang Naik Kelas dari Program Keluarga Harapan
"Menjadi pertanyaan besar ada orang yang menerima bansos lebih dari 10 tahun, itu bagaimana, kecuali lansia dan disabilitas. Tapi kalau produktif dan fungsi sosialnya utuh, mestinya tidak setiap bulan atau rutin menerima bansos," tegasnya.
Kementerian Sosial (Kemensos) berencana mengevaluasi para penerima bansos dengan menguatkan program pemberdayaan masyarakat bersama kementerian lain, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi.
"Kami akan mengevaluasi penerima manfaat ini setiap 5 tahun. Harus naik kelas. Kalau dulu pemerintah lebih banyak memberikan sosial protection atau bansos, sekarang juga pemberdayaan sosial dikuatkan," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang