MAGETAN, KOMPAS.com – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengalami lonjakan signifikan.
Hingga April 2025, Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan mencatat 135 kasus DBD, dengan dua pasien dilaporkan meninggal dunia.
Epidemiolog Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Agus Yudi Purnomo, menjelaskan bahwa dari Januari hingga April 2025, terdapat 135 kasus DBD, dengan satu pasien meninggal pada bulan Januari dan satu lainnya pada Maret.
Baca juga: Warganya Kritis karena DBD, RT di Penjaringan Kecewa Permintaan Fogging Ditolak
“Untuk kasus DBD dari Januari hingga bulan April ada 135 kasus dengan pasien meninggal 2 orang, di Januari 1 dan di bulan Maret 1 pasien meninggal,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (29/4/2025).
Agus menambahkan bahwa mayoritas pasien DBD yang dirawat di puskesmas sudah dalam kondisi kritis.
Dua pasien yang meninggal juga bukan berasal dari kelompok usia anak-anak, melainkan remaja dan dewasa.
“Yang mengkhawatirkan itu usia yang meninggal bukan anak-anak, tapi sudah remaja dan dewasa. Rata-rata mereka terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan. Saat dibawa ke faskes, kondisinya sudah kritis,” imbuhnya.
Baca juga: DBD Belum Ada Obatnya, Utamakan Pencegahan
Peningkatan jumlah kasus DBD di Kabupaten Magetan diduga dipengaruhi oleh minimnya kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) oleh masyarakat.
Agus juga mengungkapkan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan sedang mencari cara baru untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti tanpa menggunakan bahan kimia, mengingat di sejumlah kecamatan, nyamuk tersebut telah resisten terhadap insektisida.
“Nyamuk kita sudah kebal terhadap insektisida. Di wilayah penggunaan insektisida pertaniannya massif, seperti di Kecamatan Plaosan, ini sudah 100 persen kebal. Kami sedang mencari strategi melakukan fogging,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang