NGAWI, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Puji (56), warga Desa Kedungmiri, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi Jawa Timur ditemukan tewas di bawah jembatan Samben-Ngawi, Jumat (25/4/2025).
Diduga korban nekat terjun bebas dari atas jembatan Samben akibat depresi tak kuat membayar biaya pengobatan kakak kandungnya di RSUD Soeroto Ngawi.
Salah satu tetangga korban, Santoso (54) mengatakan, kakak kandung Puji sudah satu minggu dirawat di rumah sakit akibat sakit tetanus.
Baca juga: Motor Hantam Truk Parkir di Karanganyar, Pengendara dan Pembonceng Meninggal
Korban diketahui kebingunan terkait biaya pengobatan kakak kandungnya tersebut.
"Korban diduga stres karena tidak punya uang untuk biaya pengobatan kakaknya," kata dia.
Santoso mengetahui kematian Puji, setelah diberitahu warga setempat terkait penemuan jenazah di bawah jembatan Samben-Ngawi itu.
Baca juga: UGM Tegaskan Keaslian Ijazah Jokowi, Lengkap dengan Bukti dan Dokumen Akademik
Baca juga: Mengenal Depresi, Gejala dan Cara Menanganinya
Setelah dicek di lokasi, Santoso mengenali jasad yang ditemukan tewas di bawah jembatan itu adalah Puji, tetangganya.
Menurut Santoso, sebelum ditemukan tewas, korban hanya tinggal dengan kakaknya bernama Purwadi.
Kakak beradik yang tidak menikah itu hanya tinggal berdua. Lantaran sang kakak masuk rumah sakit akibat titanus membuat korban depresi.
"Sebelum meninggal, korban sempat menunggu kakaknya di rumah sakit," ujar Santoso.
Baca juga: UGM Pastikan Ijazah Joko Widodo Valid, Siap Jadi Saksi di Pengadilan
Sementara itu, Kapolsek Karangjati AKP Sugeng Wahyudi mengatakan, korban diduga kuat melakukan bunuh diri dengan lompat dari jembatan yang tingginya sekitar 15 meter dari sungai.
Pasalnya di atas jembatan, polisi menemukan sepasang sandal dan botol minuman berukuran besar.
"Saat kejadian setelah shalat jumat. Tidak banyak saksi yang melihat langsung. Warga menemukan jasad korban di bawah jembatan," kata dia.
Sugeng mengatakan, korban nekat bunuh diri lantaran diduga depresi. Sebelum mengakhiri hidupnya, warga melihat korban berjalan tanpa mengenakan kaus.
"Dugaan kuatnya korban mengalami depresi," paparnya..