Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KAI Daop 8 Surabaya: Arus Balik Kereta Api Lebih Tertib Berkat Kebijakan WFA ASN

Kompas.com, 6 April 2025, 12:34 WIB
Suci Rahayu,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Momen arus balik Lebaran kerap identik dengan kepadatan, antrean panjang, dan suasana terburu-buru.

Namun, Lebaran 2025 ini menghadirkan cerita yang berbeda.

Di wilayah kerja PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya, arus balik kali ini berjalan lebih tertib dan manusiawi.

Menurut Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, semua itu tidak lepas dari kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang diterapkan pemerintah selama masa angkutan Lebaran.

Kebijakan ini memberi keleluasaan bagi masyarakat untuk memilih waktu pulang yang lebih nyaman, tanpa harus terburu-buru.

Baca juga: WFA Diperpanjang, Menhub Sebut agar Warga Nikmati Perjalanan Pulang

"Masyarakat yang melakukan perjalanan pada arus balik memiliki fleksibilitas yang banyak dalam merencanakan perjalanan mereka, sehingga arus balik tidak terkonsentrasi pada satu atau dua hari saja," ujar Luqman melalui rilis yang diterima Kompas.com.

Bila biasanya kepadatan terjadi hanya dalam satu atau dua hari puncak, tahun ini ceritanya berbeda.

Arus penumpang terdistribusi dengan baik dari H+1 Idulfitri, yakni 2 April 2025 lalu hingga beberapa hari setelahnya. Para pemudik punya ruang untuk pulang dengan tenang, tidak diburu waktu.

Menurut data, jumlah penumpang KA jarak jauh yang berangkat dari wilayah Daop 8 selama 2–7 April berlangsung cukup merata. Tidak ada lonjakan ekstrem, tak ada antrean yang melelahkan. Semuanya berjalan dalam ritme yang lebih teratur dan manusiawi.

“Dengan adanya kebijakan Work From Anywhere, arus balik juga menjadi lebih terdistribusi. Pemudik dapat memilih waktu perjalanan dengan lebih fleksibel, sehingga kepadatan tidak hanya terjadi pada satu atau dua hari tertentu. Ini membuktikan bahwa kebijakan WFA berdampak positif pada angkutan lebaran tahun 2025,” imbuhnya.

Dari awal masa angkutan Lebaran, yakni 21 Maret hingga 5 April 2025 pukul 09.00, total 679.755 penumpang dilayani KAI Daop 8. Dari jumlah tersebut, 352.043 penumpang tercatat naik dan 327.712 penumpang turun.

Termasuk dalam beberapa stasiun besar menjadi titik sentral mobilitas penumpang di Stasiun Surabaya Gubeng 115.644 naik – 90.851 turun, Stasiun Surabaya Pasarturi 95.452 naik – 89.917 turun, Stasiun Malang 58.369 naik – 52.383 turun, Stasiun Bojonegoro 14.624 naik – 20.732 turun dan Stasiun Lamongan 7.611 naik – 11.078 turun.

Baca juga: 10 Relasi Terpadat Kereta Api Selama Lebaran 2025, Gambir–Yogyakarta Paling Ramai

Selama masa angkutan Lebaran 2025, 58 KA jarak jauh diberangkatkan setiap hari oleh KAI Daop 8, terdiri dari 49 KA reguler dan 9 KA tambahan, dengan 25.966 tempat duduk yang disediakan per harinya.

Kini di tengah arus mudik dan balik yang berjalan lancar, KAI tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada para pelanggan setianya.

"Kami mengapresiasi kepercayaan masyarakat yang memilih kereta api sebagai moda transportasi andalan saat Lebaran. KAI terus berkomitmen memberikan layanan terbaik, memastikan perjalanan yang aman, nyaman, dan berkesan bagi seluruh pelanggan," pungkas Luqman Arif.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau