SURABAYA, KOMPAS.com - Ular kobra merupakan salah satu ular berbahaya yang kerap dijumpai di sekitar permukiman warga. Tak jarang ular berbisa ini masuk ke rumah warga dan membahayakan penghuninya.
Ular ini membahayakan karena selain bisa menggigit, juga bisa menyemburkan bisanya.
Dokter hewan di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr. Boedi Setiawan mengungkapkan, ular kobra bisa menyemburkan bisa sepanjang satu meter, meski tanpa menggigit korban.
Hal tersebut dikarenakan ular memiliki lubang di sekitar area gigi sebagai tempat untuk mengeluarkan bisa.
Baca juga: Digigit Ular Kobra? Begini Pertolongan Pertama supaya Terhindar dari Kematian
“Jadi kalau orang yang berjumpa dengan ular kobra jarak satu meter saja, ular ini bisa memancarkan bisanya,” jelas Cak Boeseth, sapaan akrabnya, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/3/2025).
Secara spesifik, jenis ular kobra India (Naja naja) dan kobra siam (Naja kaouthia) memiliki kemampuan untuk menyemburkan bisa saat merasa terancam.
Baca juga: Mengapa Ular Kobra Makin Sering Masuk Rumah? Ini Penjelasannya
Dokter Boedi menjelaskan, ular kobra akan menggunakan otot-otot di sekitar kelenjar racun untuk menyemprotkan bisa mereka ke arah mata atau wajah musuh.
Apabila bisa ular terkena mata, maka dapat menyebabkan iritasi parah atau bahkan kebutaan jika tidak segera mendapatkan perawatan.
“Segera bilas mata dengan air bersih yang mengalir apabila terkena semburan bisa ular,” ujarnya.
Menurutnya, meski ular kobra dapat menyemburkan bisa, secara umum mereka lebih suka menggigit sebagai cara untuk menyebarkan racunnya.
Penyemprotan bisa lebih sering terjadi jika ular merasa tidak bisa melarikan diri atau jika ancaman datang terlalu dekat.
Selain itu, saat seseorang tergigit, maka terdapat racun neurotoksin pada bisa ular yang dapat menyerang sistem saraf.
“Tergantung juga seberapa banyak dosis yang diinjeksikan saat tergigit, yang mana bisa itu akan masuk melalui sirkulasi pembuluh darah dan akan memengaruhi sistem saraf,” ujarnya.
Ia menambahkan, terdapat racun hemotoksin pada bisa ular yang dapat mempengaruhi sel darah merah.
Dengan demikian, racun dapat menyebabkan korban mengalami lemas otot, sesak napas, henti jantung, hingga kematian.
“Sehingga perlu segera dilakukan penanganan pertama dan penyuntikan serum penawar bisa agar dapat dinetralisasi,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang