SURABAYA, KOMPAS.com - Aparat kepolisian di Surabaya mengungkapkan bahwa mereka terus berupaya menangkap pelaku balap liar yang kerap berpindah lokasi untuk menghindari razia.
Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Herdiawan Arifianto, menjelaskan bahwa para pelaku kini tidak lagi berkumpul dalam kelompok besar. Mereka beroperasi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 5 orang.
“Mereka bukan membentuk ikatan kelompok besar, tidak. Jadi 4 sampai 5 orang, ketemu di lampu merah langsung (balapan), selama ini seperti itu,” ungkap Herdiawan saat dikonfirmasi pada Jumat (21/3/2025).
Baca juga: Fenomena Balap Liar di Surabaya Saat Ramadhan yang Ganggu Kenyamanan Warga
Herdiawan menambahkan, karena pelaku balap liar ini sering berpindah lokasi, pihak kepolisian kesulitan mengetahui secara pasti di mana mereka akan melakukan aksi.
Meskipun demikian, patroli tetap dilakukan untuk mencari lokasi-lokasi yang digunakan para pelaku.
“Mereka kucing-kucingan, cari tempat, cari selanya. Misalnya kita habis patroli di sini, mereka curi start di situ. Kami tetap terus bubarkan, cuman itu tadi mereka ini kucing-kucingan,” ujarnya.
Herdiawan juga menyatakan rasa syukurnya atas berdirinya sejumlah pos pengamanan mudik di berbagai lokasi, yang diharapkan dapat mengurangi aksi balap liar di kalangan pemuda.
“(Sanksi) tilang dan kami serahkan ke Polsek untuk dipanggil orangtuanya untuk pembinaan. Apalagi ini mendekati liburan, Polrestabes sudah mulai kuda-kuda (persiapan),” tambahnya.
Sebelumnya, akun Instagram @infosurabayans membagikan video yang menunjukkan seorang wanita merekam suara keras yang diduga berasal dari knalpot brong sepeda motor.
Dalam video tersebut, wanita tersebut mengeluhkan suara bising yang mengganggu malamnya.
Baca juga: Marak Balap Liar Saat Ramadhan, Wabup Lumajang Izinkan Jalan Lintas Timur Jadi Arena
"Kerungu gak kon besti (kedengaran enggak kamu), sewengi (semalaman) Ya Allah jenenge balapan iku ngalah-ngalahi (namanya balapan itu mengalahkan) Mandalika besti," ucap wanita dalam video tersebut.
Suara knalpot brong dan klakson sepeda motor terdengar semakin kencang, sementara sirene aparat kepolisian juga terekam.
Wanita tersebut, yang diduga tinggal di sekitar Jalan Ngagel Jaya Utara, Kecamatan Gubeng, Surabaya, mempertanyakan keberadaan polisi saat razia berlangsung.
“Loh sek onok obrakan (baru ada razia), lah ket mau nandi ae polisine (dari tadi kemana saja polisinya), sewengi aku gak turu belas (semalam aku gak tidur sama sekali),” ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang