PASURUAN, KOMPAS.com - Puluhan warga di Kota Pasuruan berunjuk rasa melontarkan protes atas tindakan main hakim sendiri terhadap pemuda yang dituding mencuri celana dalam.
Mereka meminta kepada aparat hukum dan pemerintahan untuk memberikan pengetahuan tentang hukum.
Akibat perbuatan main hakim sendiri, pemuda yang menjadi korban pengeroyokan melapor balik ke Polres Pasuruan.
Aksi 80an warga yang tergabung dalam Forum Peduli Penegakan Hukum (FPPH) mendatangi Kantor Kecamatan Purworejo yang berada di Jalan Panglima Sudirman.
Baca juga: Mayat Tanpa Identitas di Pantai Menganti Teridentifikasi Berkat Celana Dalam
Mereka menuntut pihak kecamatan dan kelurahan serta perangkatnya untuk melakukan sosialisasi dan pengetahuan hukum.
"Kami menyesalkan masih ada tindakan main hakim sendiri tanpa ada bukti."
"Harusnya aparatur pemerintah melakukan sosialisasi tentang pengetahuan hukum," kata Ayi Suhaya di hadapan Muspika Purworejo, Kamis (13/2/2025).
Ia menjelaskan tragedi yang menimpa ARF, yang menjadi korban pengeroyokan di Kelurahan Pohjentrek pada Sabtu (08/02/2025) malam, sungguh memprihatinkan.
Saat itu, korban diteriaki sebagai pencuri celana dalam, yang langsung mengundang perhatian warga, hingga mengeroyok korban.
Baca juga: Di Malang, Pencuri Celana Dalam Emak-Emak Menyamar Jadi Pengamen
"Kalau aksi main hakim sendiri ini terus dibiarkan, akan berbahaya. Ayo masyarakat diajarkan untuk mengetahui cara menyikapi jika ada dugaan pidana, tidak boleh main hakim sendiri," seru dia.
Di tempat yang sama, Camat Purworejo, Alfian, merespons aksi tersebut dengan berjanji akan mengajak jajarannya untuk memberikan pendampingan kepada korban pengeroyokan.
Selain itu, ia meminta lurah dan pejabat di tingkat kelurahan untuk memberikan respons cepat berkaitan dengan masalah di masyarakat.
"Termasuk jika ada permasalahan hukum, segera memberikan informasi yang benar dan jalan keluarnya," kata dia.
ARF kini sudah melaporkan tujuh orang yang diduga melakukan kekerasan terhadap dirinya ke Polres Pasuruan. Kasus tersebut masih dalam proses tahapan pemeriksaan saksi-saksi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang