Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendapatkan Elpiji di Kepulauan Sulit, apalagi jika Pengecer Dilarang

Kompas.com, 4 Februari 2025, 10:45 WIB
Nur Khalis,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Pemerintah membuat regulasi baru yang melarang pengecer menjual elpiji 3 kilogram. Regulasi ini berlaku sejak 1 Februari 2025.

Namun, per hari ini, Selasa (4/2/2025), pemerintah kembali mengizinkan pengecer menjual gas subsidi tersebut, setelah melihat dinamika di lapangan.

Ibu Mantang Mandar (50), salah seorang pengecer elpiji 3 kilogram di Pulau Sakala, Kecamatan Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa menjual elpiji di kepulauan tidak pernah mudah.

Baca juga: Dasco Pastikan Stok Elpiji 3 Kg Aman, Tidak Ada Kelangkaan di Pasaran

Untuk mendapatkan elpiji melon itu, dia harus menempuh perjalanan laut dengan menggunakan perahu taksi menuju ke Kecamatan Pulau Sapeken.

Jika cuaca sedang baik, perjalanannya bisa ditempuh antara lima sampai enam jam.

Baca juga: Syarat Beli Elpiji 3 Kg di Agen Pangkalan Resmi

Setibanya di pangkalan, dia tidak bisa langsung pulang, karena perahu taksi dari Pulau Sakala biasanya menginap di Kecamatan Pulau Sapeken dan baru kembali berlayar keesokan harinya.

"Perahu taksi dari Sakala pasti menginap dulu di sana (Kecamatan Sapeken)," tuturnya.

Normalnya, elpiji 3 kilogram yang dia ecer habis dalam waktu tiga pekan.

Namun, jika cuaca sedang buruk, tabung elpiji kosong miliknya baru bisa ditukar ke pangkalan di Kecamatan Pulau Sapeken setelah satu bulan kemudian.

"Kalau cuaca buruk, kami baru bisa beli lagi setelah satu bulan," katanya.

Hingga kini, tidak ada pangkalan elpiji di Pulau Sakala. Mayoritas para ibu rumah tangga di desa itu bergantung pada ketersediaan elpiji 3 kilogram di toko pengecer.

Mantang Mandar meyakini, jika pengecer dilarang jual elpiji 3 kilogram, maka akan terjadi kelangkaan elpiji di Pulau Sakala.

"Kebijakan itu memberatkan bagi warga kepulauan," keluhnya.

Di samping itu, para ibu rumah tangga harus mengeluarkan ongkos lebih untuk bisa mendapatkan elpiji 3 kilogram, karena mereka harus berlayar ke Kecamatan Pulau Sapeken untuk bisa mendapatkan elpiji melon itu.

Pulau Sakala adalah pulau paling timur yang secara administrasi tercatat sebagai salah satu desa di Kecamatan Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Jarak dari desa menuju Kecamatan Pulau Sapeken harus ditempuh antara lima sampai enam jam melalui perjalanan laut.

Namun, jika cuaca buruk, warga Pulau Sakala harus menempuh perjalanan laut hingga delapan jam.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau