Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandang di Kediri, Ribuan Ikan Koi Senilai Ratusan Juta Rupiah Hanyut

Kompas.com, 30 Januari 2025, 10:52 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Ribuan ekor ikan hias koi milik petani di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, hanyut terbawa banjir bandang yang terjadi pada Rabu (29/1/2025) petang.

Peristiwa ini mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi para petani, diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Fariz (35), salah satu petani ikan koi, mengungkapkan bahwa dirinya kehilangan 15.000 ekor ikan koi setelah tiga dari lima kolam pembesarannya jebol diterjang banjir.

Baca juga: Aksi Heroik Penyelamatan Satu Keluarga yang Diterjang Banjir Bandang di Kuansing Riau

“Kerugian saya sekitar Rp 15 juta. Banjirnya sore hari,” ujar Fariz kepada Kompas.com, Kamis (30/1/2025).

Fariz juga menambahkan bahwa kerugian tersebut hanya perhitungan kasar berdasarkan jumlah ikan saja.

Jika dihitung dengan biaya perbaikan kolam, jumlah kerugian akan jauh lebih besar.

“Ikan bisa cari lagi. Kalau kolam, harus bikin lagi dari nol dan biayanya tidak sedikit,” ungkap pemilik Farizen Koi Farm ini.

Sementara itu, Dadang Hariyanto, petani ikan lainnya, mengalami kerugian yang lebih besar.

Ikan koi siap jual di kolamnya ludes tak tersisa akibat bencana hidrometeorologi tersebut.

Baca juga: Banjir Bandang Pekalongan Telan Banyak Korban, Apa Penyebabnya?

“Padahal, minggu depan rencananya sudah panen itu,” kata Dadang.

Kerugian yang dialaminya mencapai sekitar Rp 50 juta. Ikan-ikan tersebut, menurutnya, adalah ikan yang sudah terpilih sesuai ukuran dan warna sehingga siap dijual.

“Kalau kerugian, di atas Rp 50 juta itu. Ikannya bagus-bagus,” lanjutnya.

Kondisi serupa juga dialami sekitar 20 peternak lainnya di sentra perikanan tersebut sehingga total nilai kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Fariz ataupun Dadang menegaskan bahwa banjir yang terjadi dua kali dalam seminggu ini merupakan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Banjir bandang yang disertai hujan deras tersebut merupakan air kiriman dari wilayah lereng Gunung Kelud yang meluber hingga ke Sungai Brantas.

Mereka menduga penyebab banjir adalah perubahan jenis tanaman dari jenis kayu ke jenis lainnya di wilayah Gunung Kelud.

Baca juga: Cerita Pilu Korban Banjir Bandang Lampung, Tinggal Baju di Badan, Tidur di Lantai dengan Perut Kelaparan

Oleh karena itu, mereka berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi masalah ini.

Mereka mengusulkan penetapan aturan penanaman pohon di lereng gunung dan penataan ulang saluran air yang ada.

“Sebagai dampaknya, kami ini yang tinggal di hilir. Bukan hanya kami yang ternak ikan, tetapi pertanian juga terdampak,” pungkas Dadang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau