Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Bayi Kasus Perdagangan di Kota Batu, Sempat Lemah dan Menguning

Kompas.com, 3 Januari 2025, 18:09 WIB
Nugraha Perdana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Seorang bayi laki-laki berusia sekitar 7 hari korban kasus perdagangan orang di Kota Batu, Jawa Timur, kini telah membaik setelah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata.

Sebelumnya, bayi tersebut dalam kondisi lemah dan menguning saat pertama kali dibawa ke rumah sakit.

"Bayi berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan 2.815 gram dan panjang badan 48 sentimeter, pada saat datang ke rumah sakit dalam kondisi cukup lemah dan berwarna kekuningan," ungkap Dokter Kandungan RS Bhayangkara Hasta Brata, dr Arifian Juwari SpOG, Jumat (3/1/2025).

Baca juga: Praktik Perdagangan Bayi di Kota Batu Terbongkar, Berawal dari Kecurigaan Warga

Bayi tersebut dirawat di rumah sakit hingga Selasa (31/12/2024) sebelum diserahkan kepada Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batu.

"Sudah dinyatakan dalam kondisi sehat dan selanjutnya sudah dilakukan serah terima bayi kepada pihak yang berwenang, dalam hal ini adalah dinas sosial," tambahnya.

Plt Kepala Dinsos Kota Batu, MD Forkan, menyatakan bahwa pihaknya telah mengirim surat kepada unit pelaksana teknis (UPT) penitipan balita di salah satu kota di Jawa Timur.

"Kami dapat ACC dan setelah ada serah terima dari rumah sakit kepada kami, kami langsung mengantarkan bayi tersebut, yang diterima dengan baik di salah satu UPT penitipan bayi," katanya.

Dinsos Kota Batu kini menunggu pihak-pihak yang berminat untuk mengadopsi bayi tersebut.

Namun, calon pengadopsi harus memenuhi beberapa syarat, termasuk kelayakan ekonomi.

"Beberapa kali kami koordinasi dengan Pak Pj Wali Kota, ada beberapa Kepala OPD yang langsung menjapri kepada kami untuk menanyakan tentang kondisi bayi." 

"Mungkin di antara mereka ada yang akan mengadopsi, manakala proses hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat tindak pidana ini telah tuntas," ujar Forkan.

Kasus perdagangan bayi ini terungkap setelah warga mencurigai seorang perempuan berinisial DFS (26) yang tiba-tiba memiliki anak.

Baca juga: Terungkap Sindikat Perdagangan Bayi di Kota Batu, 5 Anak Dijual dengan Harga Belasan Juta Rupiah

Polisi dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Batu melakukan penyelidikan setelah menerima informasi tersebut pada Kamis (26/12/2024).

"Padahal diketahui oleh masyarakat setempat bahwa saudara DFS ini tidak pernah hamil." 

"Kemudian unit PPA Polres Batu melaksanakan penyelidikan dan didapatkan hasil bahwa bayi tersebut bukanlah anak kandungnya," kata Wakapolres Batu Kompol Danang Yudanto, Jumat (3/1/2025).

Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa DFS membeli bayi laki-laki tersebut melalui akun Facebook bernama Adopter Bayi dan Bumil.

"Bayi tersebut dibeli oleh saudara DFS dengan harga Rp 19 juta, yang ditransfer ke nomor rekening salah satu tersangka, perempuan AS (32) asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur," tambahnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau