BATU, KOMPAS.com - Jumlah sampah di Kota Batu, Jawa Timur, selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) meningkat dua kali lipat dari hari-hari biasanya. Jumlahnya mencapai rata-rata 60 ton sampah per hari.
Sedangkan, pada hari biasanya, sampah di Kota Batu sekitar 30 ton per hari.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Alfi Nurhidayat mengatakan, adanya lonjakan wisatawan mempengaruhi jumlah sampah di Kota Baru.
Kawasan Alun-alun Kota Batu menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Kota Batu.
Baca juga: Kota Batu Dilanda Banjir dan Tanah Longsor Akibat Hujan Deras
Timbunan sampah itu ditangani di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) yang ada di desa atau kelurahan dan sebagian lainnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Yang sudah terpilah itu dibawa ke TPA untuk dilakukan pengelolaan melalui incinerator yang ada di sana, ada kurang lebih 3 unit incinerator. Kemudian, sebagian di TPS 3R, kita sudah mengaktifkan 2 incinerator," kata Alfi, Senin (30/12/2024).
Sedangkan, sebagian pelaku usaha mengelola sampahnya secara mandiri.
"Misal Selecta itu sudah mengelola sampah sendiri, zero waste di sana, artinya itu nol sampah, sebagian lainnya itu menggunakan pihak ketiga," katanya.
Baca juga: Libur Nataru, Simak Rekayasa Lalin di Kota Batu Saat Macet
Pada malam pergantian tahun baru, diperkirakan peningkatan jumlah sampah melebihi 60 ton. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya beberapa acara hiburan di hotel-hotel dan di Balai Kota Batu dengan mengundang Penyanyi Niken Salindry yang diprediksi menarik banyak pengunjung.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, pihaknya akan mengerahkan petugas kebersihan dengan maksimal. Salah satunya, menambah personel petugas menjadi 60 personel yang sebelumnya sekitar 40-50 personel.
"Ini semua kita kerahkan, jadi teman-teman yang selama ini sif pagi, ada sif siang, sif sore, sif malam ya kita jadikan bisa jadi mendapat dua sif, artinya ada penambahan jam kerja. Supaya teman-teman cepat bereaksi terhadap timbunan sampah yang ada, jangan sampai sampah ini menumpuk di pinggir jalan," ungkapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang