Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye di Jember, Risma Soroti Jalan Rusak dan Mahalnya Tarif Tol

Kompas.com, 25 Oktober 2024, 23:56 WIB
Bagus Supriadi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 03, Tri Rismaharini, menyapa puluhan Gen Z di salah satu kafe di Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, pada Jumat (25/10/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Risma meminta maaf karena terlambat  dan mengajak Gen Z untuk langsung bertanya mengenai berbagai masalah yang mereka hadapi.

Beberapa isu yang diangkat meliputi nasib guru honorer, keluhan tentang jalan rusak milik provinsi, hingga masalah jalan tol yang tidak melewati Jember.

Baca juga: Keluhan Gen-Z soal Lapangan Kerja, Risma Beri Solusi Kreatif

Risma menegaskan bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkannya selalu didasarkan pada perhitungan perinci mengenai dampaknya.

“Kalau jalan rusak, saya tidak menunggu orang jatuh dulu baru diperbaiki,” ungkap Risma saat menjawab pertanyaan dari Gen Z.

Ia menambahkan bahwa kebijakan yang diterapkannya bertujuan untuk meminimalisir dampak kerugian yang dialami warga.

Dalam kesempatan itu, Risma juga mengkritisi kebijakan tarif jalan tol yang dianggapnya terlalu mahal.

“Itu kan investasi, jadi dia harus rate of return, pengembaliannya juga harus ada, mereka juga harus bayar bunga bank dan lain sebagainya,” tuturnya.

Risma mengungkapkan bahwa mahalnya tarif angkutan membuat para sopir truk angkutan barang kesulitan untuk membayar tol. Akibatnya, mereka terpaksa memilih jalur non-tol untuk mengantarkan barang.

“Tetapi masalahnya itu sangat berbahaya karena di situ ada motor, ada becak, ada orang jalan, dan angkutan pribadi atau mobil,” jelasnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Risma menawarkan solusi dengan membangun jalan yang memisahkan antara angkutan barang dan angkutan penumpang.

“Saya juga melihat jalur lintas selatan (JLS) lebih panjang, terutama kalau sopir truk dan bus harus menghitung BBM-nya, mungkin pribadi tidak terlalu,” papar Risma.

Jika terpilih menjadi gubernur, dia berjanji akan melakukan tinjauan untuk menempuh jalur yang lebih pendek. Meskipun harus menggunakan teknologi, seperti membangun terowongan di kawasan gunung.

“Terowongan, menembus gunung. Itu sudah biasa di luar negeri, sudah banyak dilakukan di luar negeri. Sekarang kan berputar karena menghindari itu (gunung). Tapi kalau bisa nimbus, jalurnya mungkin lebih pendek, lebih cepat,” terang Risma.

Namun, ia menambahkan bahwa proyek tersebut membutuhkan teknologi dan biaya yang lebih besar. Meskipun demikian, hal itu tetap dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat.

“Untuk kesejahteraan masyarakat, kalau lebih cepat pasti akan lebih hemat,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau