Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambil Video Saat Debat Pilkada Madiun, Sopir Pejabat Nyaris Diamuk Massa

Kompas.com, 22 Oktober 2024, 22:00 WIB
Muhlis Al Alawi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Seorang sopir mobil pejabat Dinas Sosial Kabupaten Madiun nyaris diamuk massa, setelah dia mengambil video pendukung paslon di luar lokasi debat paslon Pilkada Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (22/10/2024) sore.

Beruntung pria bernama Irawan berhasil diamankan petugas bersama seorang pendukung paslon dari luar pagar rumah makan Icha Orien Tarzan yang menjadi lokasi debat.

Pantauan Kompas.com di lokasi, setelah Irawan diamankan petugas, situasi massa pendukung paslon kembali tenang.

Ratusan aparat Polres Madiun berjaga-jaga lengkap dengan senjata di pintu masuk lokasi debat.

Baca juga: Siapa Paslon Pilkada Madiun 2024? Kenali Madiun Menyala dan Harmonis

Irawan yang dikonfirmasi Kompas.com di lokasi debat menyatakan, peristiwa itu terjadi lantaran kesalahpahaman antara dirinya dengan massa pendukung paslon.

Irawan mengaku tidak mengalami luka apapun dalam peristiwa tersebut. “Saya tidak diapa-apain. Dan saya mohon maaf. Semua sudah selesai,” kata Irawan.

Irawan menjelaskan, peristiwa itu bermula saat dia mengantar salah satu pejabat Dinas Sosial Kabupaten Madiun yang mendapatkan undangan untuk menghadiri acara tersebut.

Tak berapa lama, Irawan lalu mengambil foto dan video masa paslon yang berkerumun di depan pagar tempat debat pertama paslon pilkada Kabupaten Madiun 2024.

Foto dan video itu diambil lantaran Irawan ingin memberitahukan keberadaannya kepada istrinya.

“Saya tidak memiliki tujan apa-apa. Istri saya ingin cari tahu keberadaan saya. Tadi saya foto dan video kemudian saya kirim karena istri saya tanya ada di mana. Dikira saya foto dan video saya kirim (ke orang lain),” kata Irawan.

Usai kejadian itu, Irawan mengaku dibawa oleh seseorang didampingi petugas polisi ke dalam ruang di samping rumah makan tersebut. 

Di ruang itu dirinya dikonfirmasi soal maksud dan tujuan memvideo dan mengambil foto.

Baca juga: Bonie dan Bagus Daftar Pilkada Madiun, Berkalung Kembang Ronce

Setelah mengetahui tujuan pengambilan video dan foto, persoalan berakhir dengan damai dan saling memaafkan.

Kepala Polres Madiun, AKBP Muhammad Ridwan yang dikonfirmasi terpisah menyatakan pelaksanaan debat pertama calon bupati dan wakil bupati Madiun berlangsung aman dan kondusif.

Namun, dia tidak mengetahui peristiwa keributan antara pendukung paslon dengan salah satu sopir penjabat Dinas Sosial Kabupaten Madiun.

“Saya baru keluar. Nanti saya tanyakan kepada anggota. Tetapi semuanya kondisi aman. Saya mengimbau kepada calon dan pendukungnya untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif di Kabupaten Madiun,” kata Ridwan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau