MAGETAN, KOMPAS.com - Dua kali hujan deras mengguyur di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, namun ternyata hal itu belum berpengaruh terhadap penambahan volume air di Telaga Sarangan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kabupaten Magetan, Yuli Karyawan Iswahyudi, menyatakan, hujan pada masa transisi ini belum dapat memengaruhi ketinggian elevasi air di Telaga Sarangan.
"Belum bisa kita ukur secara signifikan, belum setiap hari. Ini kita anggap masa transisi, belum masuk musim hujan."
"Kemarin sudah mulai dikurangi air yang keluar dari telaga. Kemarin terakhir elevasi 10," ujar dia saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/9/2024) pagi.
Baca juga: Pintu Air Telaga Sarangan Akan Ditutup Akhir September, Ini Alasannya
Demi menjaga keamanan Telaga Sarangan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) DAS Solo telah melakukan penutupan pintu air Telaga Sarangan sejak Sabtu (28/9/2024) lalu.
Penutupan ini dilakukan karena izin operasional giling tebu di Pabrik Gula Rejosari telah berakhir.
Selain itu, penutupan pintu air juga bertujuan untuk meningkatkan elevasi air agar dapat mendukung kegiatan pariwisata di Magetan.
"Pabrik gula sudah selesai tinggal bersih-bersih infrastruktur sebelum ditutup. Mudah-mudahan dengan ditutup nanti pariwisata naik lagi."
"Kalau Telaga Pasir airnya habis, wisatawan pasti menanyakan. Telaga Pasir yang dijual selain keindahan pemandangannya juga ketinggian air telaga pasir," imbuh dia.
Yuli juga menambahkan, elevasi air di Telaga Sarangan diperkirakan akan kembali normal dengan elevasi 14,5 meter pada bulan Februari hingga Maret 2025, saat musim hujan dengan intensitas hujan yang lebih tinggi.
Baca juga: Viral, Video Wisatawan Keluhkan Harga Makanan di Telaga Sarangan, Dinas Turun Tangan
"Kalau hujannya setiap hari mungkin lebih cepat, tapi estimasi kami kisaran bulan Februari-Maret, Telaga Pasir sudah kembali ke elevasi 14,5 meter," kata dia.
Terkait kebutuhan irigasi untuk pertanian warga, Yuli memastikan , kebutuhan pengairan petani masih tercukupi.
Di masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan, petani di sekitar Telaga Sarangan telah beralih ke tanaman palawija yang tidak membutuhkan air terlalu banyak.
Warga juga masih dapat mengajukan pembukaan pintu air ke BBWS DAS Solo jika diperlukan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang