Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabrak Tiang Saat Dikejar Gerombolan Bermotor, Pria di Surabaya Meninggal

Kompas.com, 18 Agustus 2024, 11:11 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Pria berinisial ATS (20) di Surabaya, Jawa Timur, meninggal usai empat hari koma akibat mengalami kecelakaan pada Minggu (11/8/2024).

Dini hari itu, ATS yang mengendarai sepeda motor bersama temannya, DD, menabrak tiang listrik di Jalan Ruko Taman Puspa Raya, Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Surabaya.

Namun sebelumnya, korban diduga sempat dikejar gerombolan bermotor. Paman ATS, Ashari, mendapat informasi itu dari DD.

Berdasarkan pengakuan DD, Ashari menceritakan, ATS dan tiga temannya mulanya dalam perjalanan seusai nongkrong di warung kopi di Kelurahan Lidah Kulon, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya.

ATS menaiki motor bersama DD. Sedangkan dua kawannya, yakni DN dan RD, berboncengan dengan motor lain.

Ketika melintas di Jalan Telaga Utama Road, Sambikerep, korban dan kawan-kawannya dikejar gerombolan bermotor.

"Di situ mereka (korban) sudah mendapatkan ancaman kejaran gitu. Nah di situ kami enggak tahu motifnya apa," ujarnya, Sabtu (17/8/2024), dikutip dari Tribun Jatim.

Baca juga: Kronologi Elf Tabrak Motor di Probolinggo, 2 Orang Tewas


Diduga ada sembilan orang yang mengejar korban. Mereka menaiki tiga sepeda motor.

Karena dikejar, ATS dan kawannya langsung tancap gas untuk menyelamatkan diri. Namun, ATS dan DD tertinggal di belakang.

"Katanya kendaraan ATS itu ditendang sampai ATS hilang kendali. Di situ kena tendang dari pelaku, hilang kendali, sehingga menabrak tiang," ucap Ashari.

Setelah korban terjatuh, gerombolan bermotor itu diduga sempat mengeroyok korban. Selain itu, mereka diduga juga merampas ponsel DD.

Korban yang mengalami luka-luka, diantar ke rumah sakit oleh sekuriti perumahan di daerah tersebut.

Baca juga: Tabrak Truk, Pemuda Asal Sabu Raijua NTT Tewas

Namun, karena luka parah yang diderita, ATS dirujuk ke rumah sakit di Surabaya yang bisa menangani operasi bedah syaraf.

Akan tetapi, setelah koma beberapa hari, pemuda asal Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya, itu mengembuskan napas terakhir pada Rabu (14/8/2024).

Menurut Ashari, keluarga telah melaporkan kejadian yang menimpa ATS ke Kepolisian Sektor (Polsek) Lakarsantri.

Laporan telah dibuat dengan nomor LP: B/31/VIII/2024/SPKT/POLSEK LAKARSANTRI/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 11 Agustus 2024.

Kapolsek Lakarsantri Polrestabes Surabaya Kompol M Akhya mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus tersebut.

"(Penyebab luka korban) Kecelakaan. Mohon waktu masih penyelidikan," ungkapnya, Jumat.

Baca juga: Jadi Korban Tabrak Lari Truk, Buruh Perempuan di Semarang Tewas di Lokasi

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kisah Pemuda di Surabaya Tewas Usai 4 Hari Koma karena Tabrak Tiang Lampu Gara-gara Dikejar Gangster

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau