LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru tercatat mengalami 49 kali gempa letusan dalam enam jam terakhir pada Rabu (19/6/2024) pukul 06.00-12.00 WIB.
Kekuatan letusan terekam seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang ada di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur antara 14-23 milimeter dengan durasi 60-115 detik.
Baca juga: Gunung Semeru Alami 49 Kali Letusan dan Bergemuruh Rabu Pagi
Namun, letusan asap yang bisa teramati dalam periode pengamatan itu hanya enam kali dengan tinggi letusan antara 300-600 meter di atas puncak kawah.
Salah satunya pukul 05.55 WIB dengan ketinggian kolom letusan mencapai 600 meter.
Sedangkan, letusan lainnya tidak bisa diamati lantaran visual Gunung Semeru tertutup kabut.
Baca juga: Gunung Semeru Luncurkan Lava Pijar 2,5 Km ke Besuk Kobokan Senin Pagi
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pukul 05.55 WIB, tinggi kolom letusan 600 meter di atas puncak," kata Kepala Petugas PPGA Semeru Liswanto di Lumajang, Rabu (19/6/2024).
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan, saat ini status Gunung Semeru masih berada di level III atau Siaga.
Patria menambahkan, aktivitas warga yang berada di lereng Gunung Semeru juga masih terpantau normal.
Meski begitu, Patria mengimbau warga yang beraktivitas di lereng Gunung Semeru untuk tetap waspada.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Pagi Ini, Abu Mengarah ke 5 Desa
Warga diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, warga juga diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Selain itu, kata Patria, dalam radius lima kilometer dari kawah Gunung Api Semeru agar tidak melakukan aktivitas karena rawan terhadap bahaya lontaran batu.
"Kami imbau warga untuk tetap waspada dan perhatikan rekomendasi dari PVMBG, apalagi erupsi yang terjadi terkadang tidak bisa dilihat secara visual seperti pagi tadi," imbaunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.