LUMAJANG, KOMPAS.com - Pencarian korban longsor di area pertambangan pasir Dusun Supit, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memasuki hari terakhir, Senin (10/6/2024).
Petugas tengah mencari satu korban lagi bernama Junaidi, warga Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Junaidi tertimbun material tanah akibat longsornya tebing setinggi 100 meter bersama tiga orang lainnya yang telah ditemukan.
Baca juga: BPBD Ungkap Dugaan Pemicu Tanah Longsor di Area Tambang Pasir Lumajang
Korban yang sudah ditemukan yakni Kusnadi (40), Dwi Suprapto (35), dan Abdul Rochim (32). Ketiganya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, petugas gabungan dan relawan akan mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk bisa menemukan korban.
Sebanyak empat alat berat dan anjing pelacak sudah diterjunkan untuk membantu pencarian. Pencarian juga dilakukan dengan cara manual.
"Hari ini terakhir, semua sumber daya kita terjunkan semoga hari ini korban Junaidi bisa ketemu," kata Yudhi di Lumajang, Senin (10/6/2024).
Baca juga: Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara
Yudhi menambahkan, titik pencarian kini sudah dipersempit ke sisi utara yang berdekatan dengan tebing.
Menurut Yudhi, lokasi itu adalah posisi terakhir korban sebelum terjadi longsor.
"Titiknya kita persempit sesuai keterangan saksi, anjing pelacak juga kita fokuskan di sana untuk mengendus keberadaan korban," tambahnya.
Yudhi menjelaskan, cuaca di lokasi longsor yang kerap diguyur hujan, membuat proses pencarian beberapa hari sebelumnya sering dihentikan.
Sebab, lokasi tersebut berada di aliran lahar Gunung Semeru yang berisiko diterjang banjir lahar hujan.
Selain itu, kondisi tebing setinggi 100 meter yang sudah menggantung akibat longsor pertama, juga dikhawatirkan longsor kembali karena kerap diguyur hujan.
Apalagi, kontur tanah tebing tersebut merupakan tanah gembur yang mudah bergerak.
"Kendalanya cuaca, kemudian medan di sini cukup berbahaya jadi kita perlu berhati-hati," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.