Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Festival "Pengantin" Anak TK dan SD di Sumenep, Wabup Beri Penjelasan

Kompas.com - 27/05/2024, 23:01 WIB
Ach Fawaidi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Puluhan peserta dari siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, ikut memeriahkan Festival "Tan Pangantanan" yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Pendidikan.

Festival itu memasangkan bocah pria dan wanita layaknya pasangan pengantin dan berjalan di pusat kota Sumenep. Festival itu pun menuai polemik di tengah masyarakat karena dinilai menormalisasi perjodohan dini.

Wakil Bupati Sumenep, Dewi Khalifah angkat bicara terkait polemik tersebut. Wanita yang juga ketua Muslimat NU Sumenep itu meminta masyarakat memandang festival secara luas.

Baca juga: Psikolog Polda Jatim Dampingi 4 Siswi SD yang Dicabuli Gurunya di Sumenep

Menurutnya, festival itu bukan sekedar permainan yang menghibur, tetapi di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan yang memuliakan hidup bersama seperti keindahan, kerukunan, tata krama, keimanan dan nilai pendidikan.

"Festival "tan pangantanan" tidak seperti permainan lainnya, karena bukan hanya permainan yang menghibur, tetapi mengandung nilai kerukunan, nilai pendidikan, nilai sosial dan nilai kebudayaan,” kata Dewi dalam keterangannya, Senin (27/5/2024).

Baca juga: Kisah Aswari, Penyandang Disabilitas Asal Sumenep yang Dilantik Jadi Anggota PPS pada Pilkada 2024

Dewi menjelaskan, dalam festival "tan pangantanan" itu, para siswa diiringi lagu pengiring khas Madura yaitu dhe’ nondhe’ ni’ nong yang memiliki makna historis dan nilai filosofis.

Apalagi, syair lagu itu merupakan sebuah ungkapan simbolis yang berasal dari kata dhu’nondhu’ yang berarti merunduk.

“Secara harfiah merunduk untuk mengajarkan anak supaya memiliki pribadi yang rendah hati dan menghormati orang lebih tua, sehingga jika tidak memiliki tata krama ini, tersisih dari masyarakat (mon ta’ nondhe’ jaga jaggur),” tuturnya.

Wabup berharap, semua elemen masyarakat mencintai seni dan budaya serta adat istiadat warisan leluhur, dan menumbuhkembangkan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni dan budaya.

“Pemerintah daerah dan masyarakat perlu menghidupkan beragam kegiatan bernuansa seni budaya lokal supaya generasi muda mencintainya, sehingga di tengah kemajuan teknologi saat ini, keberadaan warisan leluhur tetap terjaga, terawat dan lestari di Kabupaten Sumenep,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkat Facebook, Warga Blitar Temukan Motor yang Dicuri dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

Berkat Facebook, Warga Blitar Temukan Motor yang Dicuri dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

Surabaya
3 Unit Mobil Rusak dalam Kebakaran Garasi di Gresik

3 Unit Mobil Rusak dalam Kebakaran Garasi di Gresik

Surabaya
PKB Lirik Mantan Ketua PWNU Jatim untuk Lawan Khofifah dalam Pilkada Jatim

PKB Lirik Mantan Ketua PWNU Jatim untuk Lawan Khofifah dalam Pilkada Jatim

Surabaya
Balon Udara Meledak dan Rusak Rumah di Ponorogo, Warga: Suaranya Keras Sekali

Balon Udara Meledak dan Rusak Rumah di Ponorogo, Warga: Suaranya Keras Sekali

Surabaya
Bayi Perempuan Terbungkus Plastik Merah Ditemukan di Sumenep, Polisi Buru Pelaku Pembuangan

Bayi Perempuan Terbungkus Plastik Merah Ditemukan di Sumenep, Polisi Buru Pelaku Pembuangan

Surabaya
Cabuli Anak di Bawah Umur, Pemuda di Banyuwangi Diringkus Polisi

Cabuli Anak di Bawah Umur, Pemuda di Banyuwangi Diringkus Polisi

Surabaya
Polisi Amankan Pelaku Begal di Gresik dengan Modus Tuduh Korban Pesilat

Polisi Amankan Pelaku Begal di Gresik dengan Modus Tuduh Korban Pesilat

Surabaya
Daop 8 Surabaya Catat Kenaikan Penumpang 35 Persen Saat Libur Idul Adha

Daop 8 Surabaya Catat Kenaikan Penumpang 35 Persen Saat Libur Idul Adha

Surabaya
Yadnya Kasada 2024, Kawasan Gunung Bromo Tutup 4 Hari

Yadnya Kasada 2024, Kawasan Gunung Bromo Tutup 4 Hari

Surabaya
3 Orang Meninggal usai Dirawat Akibat Ledakan Gas Elpiji di Trenggalek

3 Orang Meninggal usai Dirawat Akibat Ledakan Gas Elpiji di Trenggalek

Surabaya
Kejatuhan Balon Udara Berisi Petasan, Satu Rumah di Ponorogo Rusak

Kejatuhan Balon Udara Berisi Petasan, Satu Rumah di Ponorogo Rusak

Surabaya
Bocah 8 Tahun di Bangkalan Berkurban dari Hasil Menyisihkan Uang Jajan

Bocah 8 Tahun di Bangkalan Berkurban dari Hasil Menyisihkan Uang Jajan

Surabaya
Tukang Pangkas Rambut dan Konsumennya di Sumenep Dikeroyok 10 Orang

Tukang Pangkas Rambut dan Konsumennya di Sumenep Dikeroyok 10 Orang

Surabaya
Viral, Video Gerobak Es Doger Halangi Laju Bus di Jembatan Selowangi Lumajang

Viral, Video Gerobak Es Doger Halangi Laju Bus di Jembatan Selowangi Lumajang

Surabaya
Meriahnya Perayaan HUT Persebaya di Stadion Gelora 10 November

Meriahnya Perayaan HUT Persebaya di Stadion Gelora 10 November

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com