Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Pelajar di Ngawi Tewas Tenggelam di Bengawan Madiun saat Mandi

Kompas.com, 26 Mei 2024, 13:20 WIB
Sukoco,
Farid Assifa

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Irvan Wahyu Nurohim  (13), pelajar SMP warga Desa Kandangan, Kecamatan Ngawi, Jawa Timur, tewas tengggelam di aliran Bengawan Madiun saat bermain di pinggir bengawan bersama dengan kedua rekannya satu sekolah.

Kapolsek Ngawi Kota AKP Suyadi mengatakan, pada awalnya korban bermain di pinggir bengawan Madiun. Namun tiba-tiba korban terbawa arus ke tengah sungai.

Karena tidak bisa berenang, korban akhirnya tenggelam.

“Kejadianya hari Sabtu (25/5) sore sekitar pukul 14.00 WIB. Rekannya mengetahui korban tenggelam saat bermain di pinggir aliran bengawna Madiun sekitar 300 meter dari rumah korban. Mereka tidak berani menolong karena tidak bisa berennag. Mereka meminta tolong kepada warga,” ujarnya melalui pesan singkat, Minggu (26/5/2024).

Baca juga: Hendak Bersihkan Ruang Kelas, Pelajar SMP di OKU Tenggelam di Sungai Ogan

Warga yang menerima laporan rekan korban kemudian melakukan upaya pencarian secara manual dengan menyelam menggunakan ban.

Setelah satu jam upaya pencarian, jasad korban ditemukan warga tidak jauh dari lokasi awal tenggelam.

“Jasad korban langsung dibawa ke rumah duka yang berjarak sekitar 300 meter dari bengawan,” imbuhnya.

Di lokasi yang berbeda kejadian pelajar tenggelam di aliran Bengawan Madiun kembali terulang.

Akil (16), warga Dusun Balung, Desa Kandangan, Kecamatan Ngawi, tengggelam di aliran Bengawan Madiun saat mandi bersama dengan 5 teman sekolahnya.  

Kapolsek Ngawi Kota AKP Suyadi mengatakan, korban tenggelam saat mandi bersama 5 teman sekolahnya sekitar pukul 16:00 WIB.

“Mereka berlima ini mau belajar kelompok. Sebelum belajar kelompok, korban bersama temannya kemudian mandi dan berenang di sungai terlebih dahulu. Namun sesampai di tengah bengawan, korban tiba-tiba tenggelam,” ujarnya.

Suyadi menambahkan, warga melakukan upaya pencarian di sekitar lokasi korban tenggelam. Sekitar 1 jam, upaya pencarian warga berhasil. Korban muncul tak jauh dari lokasi awal tenggelam.

“Korban ditemukan sekitar pukul 17:00 WIB tidak jauh dari loksai tenggelam. Dari hasil visum korban diduga mengalami kram saat berenang,” katanya.

Baca juga: Lansia di Bawean Gresik Tewas Tenggelam di Laut, Diduga Terpeleset saat Buang Sampah

Kedua korban langsung dimakamkan oleh keluarganya setelah dilakukan visum oleh tim medis.

“Kemairn langsung dimakamkan. Keluarga menerima sebagai musibah dan telah dilakukan visum,” ucap Suyadi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau