SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Jawa Timur, menemukan ada ribuan kasus tuberkulosis (TBC) pada April 2024. Kasus itu ditemukan usai pemeriksaan ke kelompok berisiko.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, berdasarkan data terakhir yang dihimpun, ada sebanyak 3.228 kasus TBC. Angka tersebut dinilai lebih kecil dari perkiraan.
"Penemuan kasus TBC secara dini sebanyak 3.228, dari target estimasi kasus 16.127 atau 20 persen. Data per 30 april 2024," kata Nanik ketika dikonfirmasi, Kamis (16/5/2024).
Baca juga: Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC
Ribuan kasus tersebut ditemukan setelah dilakukan pengecekan kepada kelompok berisiko, dengan tujuan meminimalisasi penularan di kalangan masyarakat rentan penyakit.
"Skrining secara masif pada pasien HIV, DM (diabetes melitus), anak khususnya gizi buruk, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Pneumonia, Covid-19 dan calon jemaah haji," jelasnya.
"Pelaksanaan pemeriksaan TBC, untuk menemukan kasus TBC sejak dini di masyarakat. Sehingga segera dapat diobati sampai sembuh dan risiko penularan dapat dikendalikan," tambahnya.
Para pasien TBC tersebut diharuskan untuk mengonsumsi tiga jenis obat, yakni mulai dari BPAL/M diminum selama enam bulan, STR sembilan bulan dan LTR selama 18 sampai 24 bulan.
"Diperlukan Pengawas Menelan Obat (PMO) dari keluarga dekat ataupun peer dducator dari mantab pasien TBC yang diberdayakan kembali untuk mendampingi pasien selama pengobatan," ujarnya.
Baca juga: 1.380 Warga Kota Kediri Terjangkit TBC, Penyebabnya Putus Pengobatan
Lebih lanjut, Dinkes Surabaya saat ini tengah melakukan tracing kontak para pasien tersebut. Hal itu untuk menemukan awal penyebaran TBC hingga akhirnya menjangkiti penderita.
"Kami juga memberi TPT (Terapi Pencegahan Tuberkulosis) orang yang serumah dengan pasien (TBC), dan memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa susu," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang