PAMEKASAN, KOMPAS.com - Azif Mawardi, saksi Partai Bulan Bintang (PBB) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengaku menjadi korban pemukulan oknum anggota Brimob saat penghitungan suara tingkat kabupaten di aula PKPRI Kabupaten Pamekasan, Minggu (3/3/2024).
Akibat pemukulan itu, pelipis mata kanan Aiz bengkak dan terluka.
Baca juga: Penjelasan Polisi soal Video Viral Dugaan Perundungan dan Pemukulan Pelajar SMP di Kota Malang
Azif menceritakan, sebelum kejadian pemukulan, dirinya keluar ruangan karena kelelahan setelah mengikuti perhitungan suara sejak pagi.
Selain lelah, Aziz merasa lapar dan akan mencari makan.
Saat tiba di depan parkiran motor, dirinya tidak bisa keluar karena motornya terhalang oleh motor anggota Polres Pamekasan yang menjaga penghitungan suara.
Sambil menunggu motornya bisa keluar, Azif mengeluarkan ponsel untuk bermain game. Tiba-tiba ada teriakan dari salah satu oknum anggota Brimob.
Baca juga: Soal Istri di Deli Serdang Bakar Suaminya hingga Tewas, Korban Kerap Judi, Mabuk dan Pukuli Pelaku
"Yang bukan KTP Pamekasan silakan pulang. Kalau tidak pulang, saya sikat," kata Azif menirukan kata-kata anggota Brimob tersebut, Senin (4/3/2024).
Azif masih santai duduk karena motornya tidak bisa dikeluarkan. Tiba-tiba datang enam anggota Brimob menghampiri Azif dan mengusirnya agar segera pulang. Azif sudah menegaskan bahwa motornya tidak bisa diambil.
"Saya mau pulang, tapi motor saya kejepit. Tiba-tiba ada Brimob yang menarik motornya hingga penutup knalpotnya copot karena gesekan dengan motor lain," imbuh Azif.
Tak terima motornya dirusak, Azif menegur anggota Brimob tersebut. Namun, dari arah belakang ada oknum anggota Brimob yang melayangkan pukulan ke wajahnya.
Pukulan itu membuat mata Azif berkunang-kunang dan meneteskan air mata, telinga kanannya pun saat itu tak bisa mendengar.
Baca juga: Kronologi Pemukulan 6 Tahanan Polda Kalsel, Berawal Temuan 2 Paket Sabu
"Ada enam orang yang mendatangi saya, tapi satu orang yang memukul. Saya tak kenal karena suasana agak gelap," ungkapnya.
Azif hendak melawan saat dipukuli, tetapi dilerai oleh anggota Polres Pamekasan yang mengenali identitas Azif.
"Andaikan tidak dilerai oleh polisi, tidak akan saya biarkan dia lolos dari tangan saya untuk membalas pemukulannya ke saya," tandasnya.
Baca juga: Alasan Sepupu Aniaya Santri di Kediri, Ikut Pukul Korban hingga Tewas
Karena mata dan telinganya tak berfungsi normal, Azif kemudian melakukan visum ke Rumah Sakit Smart Pamekasan.
Hasil visum itu kemudian dibawa ke Polres Pamekasan sebagai bukti pemukulan.
"Saya langsung melaporkan pemukulan itu ke Polres Pamekasan," terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.