PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Kabar duka muncul dalam proses berlangsungnya Pemilu 2024 di Kota Probolinggo, Jawa Timur.
Seorang saksi Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meninggal, diduga akibat kelelahan.
Saksi tersebut adalah Muhammad Fahmi Arif, asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
Diketahui, pria berusia 20 tahun itu meninggal pada Kamis (15/2/2024) pukul 02.00 WIB dinihari.
Baca juga: Anggota KPPS di Klaten Meninggal Diduga Kelelahan, Sempat Dirawat di RS
Kabar duka ini muncul pertama kali dari Komisioner KPU Kota Probolinggo Radfan Faisal.
Radfan atas nama KPU mengucapkan duka mendalam atas meninggalnya saksi tersebut.
"Kami dapat kabar seorang saksi TPS meninggal dunia. KPU terut berduka mendalam," kata Radfan, Kamis (15/2/2024).
Fahmi menjadi saksi di TPS 17 yang terletak di RT 001/RW 009 Kelurahan Kebonsari Kulon.
Saat menjalankan tugasnya dari pagi hari, ia tidak menunjukkan gejala sakit. Sekitar pukul 21.00 WIB, tepatnya saat penghitungan surat suara, Fahmi izin pulang.
Baca juga: Petugas KPPS di Kabupaten Bogor Meninggal karena Kelelahan
Fahmi mengeluh sakit kepala. Ibunya pun menggantikan Fahmi untuk menjadi saksi di TPS, sementara dia beristirahat di rumahnya.
Berdasarkan keterangan ayah Fahmi, Arif (51), putranya saat itu muntah-muntah.
Selang beberapa saat, Fahmi ditemukan tergeletak di kamar mandi oleh salah satu anggota keluarganya. Ia pun langsung dibawa ke RSUD dr Mochammad Shaleh.
Segala tindakan medis pun dilakukan. Sayangnya, nyawa Fahmi tidak tertolong, dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 02.00 WIB.
“Dia anak kedua saya, dia pekerja keras. Sehari-hari bekerja menjadi teknisi servis AC,” kata Arif.
Baca juga: Pengawas TPS di Kabupaten Serang Meninggal Dunia Diduga Kelelahan
Korban dimakamkan oleh pihak keluarga pada Kamis (15/2/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.
Ketua DPD PKS Kota Probolinggo, Syaiful Rohman membenarkan Fahmi adalah saksi dari parpolnya. Ia pun datang ke rumah duka dan ikut memakamkan Fahmi.
"Kami kaget dan merasa kehilangan. Untuk saat ini, kami fokus berduka terlebih dahulu."
"Namun, secara kekeluargaan, kita telah datang dan memberikan dukungan moral serta santunan," sebut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.